SOLOPOS.COM - Kasubag Humas Polres Karanganyar, AKP Suyo Wibowo (kedua dari kiri) menunjukkan palul yang digunakan tersangka, Imam Pramuji (tengah), 48, untuk menghabisi tetangganya, Kamis (18/6/2015) . (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Penganiayaan Karanganyar menyebabkan seorang warga Jungke tewas.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pelaku pemukul warga Jungke menggunakan palu menyerahkan diri. Mengendarai sepeda onthel, pelaku yang sehari-hari tinggal di Kampng Padangan, Jungke menyerahkan diri ke Mapolres Karanganyar. Pada awalnya pelaku menyiapkan air keras untuk menyakiti korban.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kamar korban penganiayaan oleh tetangganya, di Jungke, Karanganyar, Kamis (18/6/2015)  (Sri Sumi H/JIBI/Solopos)

Kamar korban penganiayaan oleh tetangganya, di Jungke, Karanganyar, Kamis (18/6/2015) (Sri Sumi H/JIBI/Solopos)

Warga Kampung Padangan, RT 001/RW 007, Kelurahan Jungke, Teguh Purwanto, 33, meregang nyawa karena dipukul tetangga depan rumahnya menggunakan martil, Kamis (18/6/2015) pukul 07.30 WIB.

Pelaku tercatat sebagai warga Sarirejo, RT 012/RW 002, Desa Sarirejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Imam Pramuji, 48, nekat memukul kepala Teguh saat tidur.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, lelaki yang bekerja sebagai satpam di salah satu bank di Karanganyar itu mengayunkan martil ke kepala korban sebanyak 3 kali.

Pengamen yang sering mangkal di Terminal Bejen itu sempat dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Karanganyar untuk mendapatkan perawatan.

Sedangkan, pelaku yang tinggal di Dusun Ngablak RT 007/RW 010, Desa Papahan, Tasikmadu, itu memilih menyerahkan diri. Imam menyerahkan diri ke Mapolres Karanganyar dengan mengendarai sepeda onthel.

Kepala Berdarah

“Saya dengar suara bug, bug, bug. Enggak tahu itu apa. Saya tahu setelah anak, Sariyanti [istri Teguh], berteriak minta tolong. Dia bilang suaminya [Teguh] godres-godres getih di kepala,” cerita mertua Teguh, Sireng Padmodiharjo, saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis.

Sireng juga menceritakan suaminya sempat melihat Imam keluar dari kamar Teguh. Suaminya melihat Imam membawa martil lalu pergi mengendarai sepeda onthel. Spontan, suami Sireng mengecek Teguh yang terbaring di tempat tidur dengan posisi miring.

“Katanya bagian kepalanya [Teguh] godres-godres getih. Saya enggak bisa melihat, jadi enggak paham apa yang terjadi dan bagaimana [kondisi] Teguh. Saya hanya dengar suara sesuatu yang dipukul itu,” kata dia.

Saat kejadian, Sireng berada di kamar lain. Kamarnya bersebelahan dengan kamar Teguh. Saat itu, Sireng sedang melipat celana dan sarung milik suaminya.

“Saya enggak habis pikir Pak Imam dendam. Kemungkinan gara-gara Haikal, 2, [anak bungsu Teguh], menjatuhkan kayu yang akan dipakai Pak Imam membuat gerobak. Itu Selasa [16/6],” tutur dia.

Seusai kejadian, Imam marah dan menggerutu sembari menata kayu yang telah dijatuhkan Haikal. Menurut Sireng, Teguh menjawab kemarahan Imam. “Teguh meminta Pak Imam bersabar. Sampun sepuh kok enggak bisa bicara dengan baik-baik. Gitu kata Teguh. Saya enggak tahu kalau karena itu Pak Imam kesal,” tutur dia.

Adu Mulut

Saat kejadian, rumah Teguh maupun Imam sepi. Di rumah Teguh hanya ada Teguh dan dua orangtua lanjut usia. Isti Teguh, Sariyanti, 27, belanja ke pasar bersama anaknya. Demikian hal di rumah Imam. Hanya ada Imam dan seorang anak perempuan.

Saat kejadian, anak perempuan Imam berada di belakang sehingga tidak mengetahui perbuatan bapaknya. Menurut salah seorang warga yang tinggal di sebelah rumah Teguh, Anto, 35, sempat mendengar pertengkaran Imam dan Teguh. “Saya sempat mendengar bertengkar karena anak Teguh yang kecil ngrecoki Pak Imam. Kurang lebih tiga hari lalu,” ungkap dia.

Hal senada disampaikan salah seorang teman Teguh yang juga mengamen di Terminal Bejen. Namun, dia enggan menyebutkan nama. Dia mengatakan Teguh sempat bercerita bahwa sedang bertengkar dengan tetangganya, Rabu. “Iya, katanya Selasa itu bertengkar. Hla, dia [Teguh] cerita ke kami itu Rabu,” ujar dia.

Pelaku Siapkan Air Keras

Air Keras

Pantauan Solopos.com, pintu kamar yang digunakan Teguh untuk tidur tertutup. Polres Karanganyar memasang garis polisi. Sedangkan, di teras rumah pelaku terdapat kayu, tempat tidur dari kayu, peralatan tukang, rantai sepeda, dan cairan berwarna kuning yang diletakkan di dalam gelas plastik bekas air mineral dalam kemasan. Tidak jauh dari gelas plastik terdapat cairan yang tumpah.

Informasi yang beredar, pelaku hendak menyiapkan air keras untuk menyakiti korban. Sementara itu, Wakapolres Karanganyar, Kompol Rudi Hartono, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, menuturkan kejadian bermula saat Imam menegur Haikal. Menurut Rudi, tersangka juga memarahi istri Teguh, Sariyanti. Hal itu diduga memicu reaksi Teguh.



“Teguh enggak terima anak dan istrinya dibentak. Dia [Teguh] mendatangi tersangka dan cekcok. Korban menantang tersangka untuk berkelahi. Mungkin tersangka tersinggung dan menghajar korban. Tetapi, tersangka menyerahkan diri karena kesadaran tinggi,” ujar dia.

Polres menjerat Imam menggunakan pasal 351 ayat (3) KUHP. Polres menyita barang bukti berupa martil dan seprei berlumuran darah. Polres memeriksa istri korban, Saryanti, dan tetangga.

“Penganiayan yang mengakibatkan seseorang meninggal. Untuk sementara pemukulan dilakukan spontan dan tidak direncanakan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya