SOLOPOS.COM - Siswa melakukan praktik program teknik kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan. (Bisnis-Abdulah Azzam)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Pusat Statistik mencatat ada tren kenaikan jumlah lulusan sekolah menengah kejuruan yang mengganggur dalam tiga tahun terakhir di Jawa Tengah. Pada Agustus 2020 lalu saja, tingkat pengangguran terbuka atau TPT di Jateng didominasi lulusan SMK dengan 13,20%.

Padahal Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Sofwan Effendi, mengungkapkan sebuah studi yang menyebutkan pada 2030, Indonesia membutuhkan ratusan juta tenaga kerja terampil. Lulusan SMK termasuk dalam golongan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebelum 2045, di 2030 studi mengatakan bahwa Indonesia akan membutuhkan 113 juta tenaga kerja terdidik dan ahli juga terampil,” kata Sofwan melalui keterangan tertulis, Kamis (19/11/2020).

Jangan Lengah, Soft Skill Ini Kamu Butuhkan di Dunia Kerja!

Ekspedisi Mudik 2024

Banyaknya lulusan SMK yang menjadi pengangguran di Jateng menjadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans Jateng menjelaskan kebutuhan industri masih belum diakomodasi baik dalam penjurusan di SMK. “Ternyata yang dibutuhkan di industri sekarang lagi garmen, terus furnitur, transportasi. Nah, itukan tidak dihasilkan SMK,” jelasnya, Selasa (8/12/2020).

Bukan hanya kompetensi keahlian yang tidak sesuai, menurutnya, lulusan SMK juga masih kurang dibekali dengan soft-skill untuk menghadapi dunia kerja. “Bisa jadi mereka sudah bekerja di industri. Tapi baru satu dua bulan langsung keluar,” jelasnya.

Usaha untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja lulusan SMK pun telah dilakukan. Masduqi mengungkapkan bahwa komunikasi dengan pengelola kawasan industri terus dilakukan, seperti di Kawasan Industri Kendal.

Ngeluruk ke Rumah Istri Sah, Pelakor Ini Malah Dikeroyok

“Di KIK kemarin sudah sempat ketemu pengelola. Kerjasama dengan kita dalam hal ini Bursa Kerja Khusus (BKK) dan SMK. Disana nanti ada pemetaan tentang kebutuhan tenaga kerja yang diserap darimana saja, itu sudah mulai dikomunikasikan,” jelasnya.

Balai Latihan Kerja (BLK) juga didirikan untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Tengah. Dimana kompetensi keahliannya disesuaikan dengan sektor industri unggul di tiap daerah. “Kita punya empat BLK provinsi. Kalau di bagian barat, Cilacap itu khusus industri. Kalau di Banjarnegara itu pertanian. Kalau di Semarang I itu untuk pariwisata dan hotel, Semarang II itu untuk kewirausahaan,” jelasnya.

Tak hanya bagi pencari kerja, pelatihan juga diberikan bagi mereka yang sudah bekerja di industri. Dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan dan daya saing. “Contohnya ada program motivasi disiplin dan etos kerja, ada juga pelatihan leadership, ada pelatihan supervisory, total quality control, itu pelatihan yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi mereka yang sudah bekerja di perusahaan,” tambahnya.

Paul Mc Cartney Duga BTS Bisa Melaju Setara The Beatles

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan.

% Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
SD 2,14 2,09 3,70
SMP 4,62 4,64 6,40
SMA/Umum 6,50 6,26 8,41
SMK 10,60 9,92 13,20
Diploma I/II/III 3,64 3,59 6,46
Universitas 5,47 5,44

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya