JAKARTA--Pengamat terorisme Al Chaidar menduga Muhammad Thorik, pemilik bom rakitan di Tambora, Jakarta tidak termasuk bagian dari kelompok teroris yang beraksi di Solo. Al Chaidar menyebut Thorik kemungkinan terkait dengan kelompok teroris Cirebon.
Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024
“Menurut analisis saya berbeda dengan yang melakukan serangan di Solo karena Thorik menggunakan bom, sementara di Solo modusnya penembakan. Setahu saya tidak ada kaitan (dengan serangan di Solo),” sebut Al Chaidar saat dihubungi, Kamis (6/9/2012) malam.
Keyakinan Al Chaidar didasarkan pada temuan bom rakitan berdaya ledak rendah di rumah Thorik di Jembatan Lima, Tambora. “Ini bukan kelompoknya Abu Omar. Kalau bomnya low explosive kemungkinan besar kelompok Cirebon,” ujarnya.
Selain itu Thorik diduga menggunakan dana sendiri untuk membeli bahan peledak. Hal ini dikuatkan dengan keseharian Thorik sebagai penjual pulsa dan perbaikan telepon seluler. “Kalau bomnya low explosive kemungkinan dibuat dari dana sendiri, atau jamaah, mungkin juga perampokan,” imbuh Al Chaidar.
Ketika menggeledah rumah Thorik, polisi menemukan buku panduan membuat bom di kamarnya. Sejumlah buku jihad dan buku meracik racun juga ditemukan. Hingga saat ini Thorik masih dalam pengejaran.