SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang–Pengamat transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno, berpendapat bahwa tarif kereta api (KA) kelas ekonomi seharusnya tidak perlu dinaikkan, karena akan memberatkan rakyat kecil.

“Kalau PT KA dapat subsidi bahan bakar minyak (BBM), tarif kereta api tentu tidak perlu dinaikkan,” kata Djoko Setijowarno, di Semarang, Sabtu (12/6).

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Djoko mengatakan, selama ini kereta api menggunakan BBM industri yakni Rp6.500 per liter. Sementara kendaraan pribadi roda empat justru yang menggunakan BBM subsidi.

“Kendaraan pribadi roda empat milik orang kaya menggunakan subsidi, sedangkan kereta api kelas ekonomi untuk rakyat kecil justru tidak disubsidi,” katanya.

Pemerintah pada semester kedua tahun ini berencana menaikkan tarif kereta api kelas ekonomi. Sebelumnya, Direktorat Perhubungan KA Kementerian Perhubungan mengusulkan kenaikan tarif kereta api kelas ekonomi dengan kenaikan antara 16 persen hingga 62 persen.

Usulan kenaikan tarif ekonomi tersebut mencakup lima jenis angkutan ekonomi KA yaitu KA jarak jauh 16 persen (Rp4.000-Rp8.500), jarak sedang 17 persen (Rp1.000-Rp5.500), jarak dekat 45 persen (Rp500-Rp2.000), Kereta Rel Diesel (KRD) 34 persen (Rp500-Rp1.500) dan kereta rel listrik (KRL) 62 persen (Rp500-Rp2.000).

Usulan kenaikan tarif tersebut disampaikan setelah dilakukan survei kemampuan membayar masyarakat beberapa bulan lalu dan hasilnya masyarakat mau membayarnya.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya