SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pengamat perminyakan, Kurtubi mengatakan pemerintah tidak perlu melakukan perubahan APBN 2009 dan menaikkan harga BBM, terkait adanya kecenderungan menguatnya harga minyak dunia.

“Pemerintah tak perlu khawatir adanya tren harga minyak dunia naik, karena dana subsidi dari APBN yang dialokasikan Rp45 triliun masih belum terpakai,” katanya di Jakarta, Selasa (26/5).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, harga BBM tidak perlu dinaikkan, karena di dalam APBN sudah dialokasikan dana subsidi yang cukup untuk menanggulangi kenaikkan harga minyak dunia.

Harga BBM di Indonesia Rp 4.500/liter, kata dia  masih di bawah harga pokok, karena  mendapat subsidi sebesar Rp 400/liter. Dengan harga yang berlaku murah itu terbukti menjaga daya beli masyarakat dan tidak menggangu APBN.

“Harga BBM murah itu, berdampak baik pada tingkat daya beli masyarakat, tentunya membawa pertumbuhan ekonomi yang positif,” jelas dia.

Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2009, jelas Kurtubi, berada di angka positif sekitar 4,4 persen, sementara negara-negara lain yang sebelumnya dilanda krisis masih negatif seperti Jepang sekitar minus dua persen, Amerika Serikat minus delapan persen dan Singapura minus 11 persen.

Ia menyebutkan, harga minyak dunia saat ini berada di angka 60 dolar AS per barel dan diperkirakan cenderung naik hingga akhir tahun nanti berkisar 75 – 80 dolar AS/barel.

“Pemerintah perlu waspada dan mengambil langkah, kalau harga minyak dunia berada di atas 80 dolar AS/barel,” katanya.

Ia menjelaskan, naiknya harga minyak dunia akibat kondisi perekonomian dunia sudah berubah, dimana krisis keuangan dunia yang terjadi sudah pada titik rendah.

Sehingga ke depannya cepat atau lambat, ekonomi dunia membaik tentunya berdampak dengan harga minyak dunia tersebut.Pelaku pasar telah mengantisipasi dengan harapan kebutuhan minyak meningkat dan berdampak membaiknya harga minyak dunia.

“Jadi untuk saat ini APBN masih aman, revisi tidak perlu,” kata Kurtubi.

Sementara, salah seorang panitia anggaran DPR, Enggartiasto Lukito mengatakan DPR masih menunggu dari pemerintah kalau ada revisi APBN, namun tentunya juga harus sesuai jadwal yang ditetapkan melalui perubahan pada Juni mendatang.

“Kalau revisi hanya untuk kenaikan minyak dunia, saya rasa tidak perlu, karena dana subsidi juga belum terpakai.Bahkan presiden juga mungkin tidak berani menaikkan BBM dalam kondisi ini,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya