SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menjemput Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, saat mendarat di Bandara Adi Soemarmo, Solo, untuk menghadiri tasyakuran nikahan Kaesang, Minggu (11/12/2022). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Kendati nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani kerap disebut di berbagai lembaga survei, hingga saat ini PDIP sangat berhati-hati berbicara tentang calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai berhati-hatinya PDIP karena figur capres dari PDIP akan sangat menentukan peta koalisi.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Peta politik pilpres belum bergerak karena semua kekuatan politik masih dalam posisi white and see. Oleh karena itu, kartu pilpres memang masih dipegang oleh PDIP. Hal ini bukan persoalan karena PDIP sebagai partai yang berkuasa atau menjadi pemenang pemilu, akan tetapi soal figur siapa yang diusung oleh PDIP, yakni Ganjar Pranowo atau Puan Maharani,” kata Ahmad Atang, di Kupang, NTT, Selasa (2/1/2022).

Dia mengemukakan pandangan itu, terkait peluang koalisi partai banteng pada Pilpres 2024 menjelang pengumuman Capres asal PDIP pada 2023.

Menurut dia, publik sedang menunggu kejutan yang dibuat PDIP apakah memilih Ganjar Pranowo karena tingkat penerimaan yang tinggi oleh masyarakat atau memilih Puan Maharani karena kepentingan struktural partai.

“Apapun pilihan PDIP tentu mempunyai konsekuensi politik. Karena itu siapapun yang dipilih PDIP akan membuat peta politik pilpres akan berubah,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Dia mengatakan, jika PDIP memilih Puan Maharani sebagai capres maka sangat mungkin tidak ada partai yang mau berkoalisi dengan PDIP karena tidak ada garansi kemenangan pada Pilpres 2024 mendatang.

Pada titik ini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan pecah dan memilih mitra koalisi sendiri.

Maka PAN dan PPP bisa merapat ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Namun sebaliknya, jika PDIP memilih Ganjar Pranowo maka sangat mungkin KIB bergabung dengan PDIP dengan jaminan calon wakil presiden ditentukan oleh partai mitra koalisi.

“Dengan demikian, figur capres dari PDIP akan sangat menentukan peta koalisi,” kata pengajar ilmu komunikasi politik pada sejumlah perguruan tinggi di NTT itu.

Dia menambahkan, PDIP tidak mungkin mendukung figur lain selain Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

“Hanya saja memilih salah satu pasti punya implikasi dan menurut saya, PDIP meminimalisasi implikasi sekecil mungkin untuk meraih kemenangan,” katanya.

Oleh karena itu, menurut dia menjelang penetapan capres, PDIP mesti mendamaikan dirinya dengan menghindari politik belah bambu yang selama ini diperlihatkan ke publik antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

“Antara Ganjar dan Puan tentu punya basis pendukung sehingga dengan cara ini, siapapun yang didukung semua pihak punya kontribusi kemenangan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya