SOLOPOS.COM - Aparat polisi berusaha menenangkan peserta yang memprotes aturan baru dalam Munas XVII HIPMI di Hotel Alila Solo, Selasa (22/11/2022). (Solopos.com/Bayu Jatmiko Adi).

Solopos.com, SOLO – Musyawarah Nasional (Munas) XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang berlangsung di Solo pada Senin-Selasa (21-22/11/2022) berlangsung menghangat dan cenderung alot.

Dinamika yang tinggi dalam Munas tersebut menjadi wajar jika dilihat organisasi sebagai instrumen politik.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Diketahui, pada pelaksanaan Munas hari Senin, sempat terjadi aksi pemukulan antarpeserta Munas.

Meskipun dari pihak panitia menyebut hal itu terjadi di luar forum dan hanya disebabkan persoalan personal.

Baca Juga: Munas HIPMI Kembali Menghangat, Peserta Saling Teriak Ingin Masuk Ruang Sidang

Kemudian pemilihan ketua umum HIPMI 2022-2025, yang direncanakan selesai Selasa, juga belum tuntas hingga Rabu dini hari.

Bahkan dalam forum yang ditampilkan secara langsung di Youtube HIPMI TV, terlihat acara tidak berjalan mulus, dan terus terjadi interupsi.

Panggung Politik

Pengamat politik FISIP UNS, Rezza Akbar, menilai setiap organisasi memiliki kesempatan untuk tampil ke panggung politik.

Dia mengatakan di sebagian kalangan masyarakat umum di Indonesia, memahami politik sebagai sesuatu yang berkaitan dengan negara, elit, eksekutif, yudikatif dan sebagainya.

Sementara makna politik sebagaimana ilmu politik, merupakan aktivitas untuk mencari kekuasaan dan mempertahankannya.

Baca Juga: Buntut Ricuh Munas Hipmi di Solo, Salah Satu Peserta Tempuh Jalur Hukum

Jika dikaitkan dengan pengertian tersebut, kemunculan sebuah organisasi, sejak awal sudah memiliki unsur politik.

“Kemudian kaitan dengan politik yang dipahami sebagian masyarakat umum, setiap organisasi memiliki kesempatan untuk tampil ke panggung politik,” kata dia, Selasa (22/11/2022).

Dia mengatakan setiap orang bisa saja mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Tapi kesempatan untuk memenangkannya dalam meraih suara, akan berbeda-beda.

Baca Juga: Munas Hipmi di Solo Diwarnai Adu Jotos, Ganjar Pranowo: Jangan Pakai Emosi

Menurutnya organisasi menjadi semakin penting dalam politik nasional karena kemudian fungsinya bisa sebagai instrumen politik. Hal itu berkaitan dengan faktor mobilisasi massa.

“Apalagi demokrasi dan demokratisasi pada akhirnya memberikan porsi penting terkait dengan hasil massa sebagai konstituen,” lanjut dia.

Dengan begitu, semakin penting organisasi dan kedudukan dalam organisasi itu, akan semakin penting pula posisinya dalam politik.

Baca Juga: Munas ke-17 Hipmi di Solo Kembali Menghangat, Bahlil dan Abdul Latief Meredam

Hal ini menyangkut upaya dalam menggalang massa. Di sisi lain hal itu juga menyangkut dengan upaya untuk mendukung sebuah kepentingan.

Menurutnya seseorang yang menjadi ketua organisasi memiliki peluang untuk mengajak semua anggota organisasi untuk mendukungnya.

Jika bicara HIPMI yang merupakan organisasi nasional, akan memiliki jaringan di semua wilayah di Indonesia. HIPMI sebagai organisasi para pengusaha muda, juga dapat dikatakan sebagai kumpulan orang-orang pemilik modal.

Baca Juga: Munas ke-17 Hipmi di Solo Kembali Menghangat, Bahlil dan Abdul Latief Meredam

Di mana, biaya juga menjadi bagian penting dalam politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya