SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat menemui putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, di Loji Gandrung Solo, Rabu (18/9/2019). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Menang ora kondang, kalah ngisin-isini (menang tidak jadi tenar, kalah memalukan). Itulah komentar pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, soal menguatnya kembali isu Gibran Rakabuming Raka maju dalam Pilkada Solo 2020.

Agus mengingatkan Gibran dan timnya agar memikirkan ulang secara serius rencana maju sebagai calon wali kota atau calon wakil wali kota (cawali/cawawali) Solo dalam Pilkada serentak tahun depan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satunya karena status dia sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Menurut Agus, Presiden Jokowi punya banyak sumber daya untuk memenangkan Gibran.

Artinya, bila Gibran memenangi Pilkada nanti pasti tidak akan lepas dari anggapan bahwa dia dibantu ayahandanya. Begitu sebaliknya, bila Gibran kalah justru akan menurunkan martabat dia dan keluarga Presiden.

Ekspedisi Mudik 2024

“Istilah orang Jawa, menang ra kondang, kalah ngisin-isini. Jadi harus dipikirkan dengan serius. Jangan GR [gede rasa] dengan dukungan kelompok tertentu dan survei bagus. Belum tentu demikian pada hari H,” ujar dia, Kamis (19/9/2019).

Agus mengakui sosok Gibran cukup menarik dalam konstelasi politik lokal dan nasional saat ini. Apalagi dia dianggap sebagai representasi anak muda sukses di bidang usaha, mandiri, dan relevan dengan kemajuan zaman.

Selain itu saat ini kelompok anak muda atau pemilih milenial mendominasi di sejumlah daerah. Kelompok ini cenderung memilih figur anak muda. Ada anggapan siapa didukung pemilih milenial akan memenangi pemilu.

Tapi yang perlu juga diperhatikan, menurut Agus, adalah tingkat kepedulian kelompok milenial terhadap pertarungan politik seperti pilkada masih rendah. Artinya sangat sulit mendapatkan dukungan mayoritas anak muda itu.

“Pemilih dengan usia 35 tahun ke bawah yang disebut sebagai kelompok milenial persentase rata-rata di tiap daerah mencapai 60 persen. Siapa mampu mengagitasi merek untuk memilih punya kans menang besar,” kata dia.

Lebih jauh Agus mengapresiasi munculnya sejumlah figur muda dalam dinamika menuju Pilkada Solo 2020. Kendati masih perlu diuji apakah mereka punya konsep membangun Solo, kehadiran mereka merupakan angin segar.

Spektrum ruang pertimbangan pemilih menjadi lebih luas, tidak terpaku pada satu atau dua sosok saja. Yang perlu dicatat, menurut Agus, anak muda biasanya punya kekurangan dalam membangun komunikasi dunia nyata.

Isu Gibran maju Pilkada Solo kembali menguat setelah anak sulung Presiden Jokowi itu menemui Wali Kota Solo yang juga Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, di rumah dinas Wali Kota Loji Gandrung, Rabu (18/9/2019).

Dalam kesempatan itu, Gibran sempat menanyakan tentang mekanisme pencalonan wali kota dan wakil wali kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya