SOLOPOS.COM - Calon Wali Kota Solo dari Partai PDI Perjuangan Gibran Rakabuming Raka menggelar jumpa pers terkait hasil hitung cepat internal partai di kantor DPC PDI Perjuangan, Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/12/2020). (Antara)

Solopos.com, SOLO -- Pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto, mengingatkan Gibran Rakabuming Raka agar benar-benar belajar gaya kepemimpinan yang sesuai karakternya saat menjadi Wali Kota Solo nanti.

Seperti diketahui, calon Wali Kota Solo terpilih, Gibran Rakabuming Raka, tak lama lagi akan remi dilantik sebagai Wali Kota. “Banyak aspek yang perlu dipelajari [Gibran]. Saya lihat komunikasi politiknya belum baik. Bagaimana ia berkomunikasi dengan media, bagaimana berkomunikasi dengan kelompok, masih sangat kaku,” ujar Agus Riewanto saat wawancara dengan Solopos.com via telepon Whatsapp (WA), Jumat (29/1/2021).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagai anak muda, menurut Agus, Gibran harus mau belajar tentang unggah-ungguh orang Jawa, termasuk pemilihan diksi komunikasinya. Suami Selvi Ananda itu juga harus bisa mengesampingkan egoismenya sebagai anak muda terpelajar. “Tidak boleh lagi sebagai anak muda merasa paling tahu dari yang lain,” urainya.

Baca Juga: Wali Kota Solo Rudy Berhasil Keluar dari Bayang-Bayang Jokowi, Bagaimana dengan Gibran?

Ekspedisi Mudik 2024

Mengenai gaya kepemimpinan Gibran nantinya, Agus menyinggung pentingnya unggah-ungguh atau komunikasi yang baik dalam pengelolaan birokrasi. Sebab dalam jajaran birokrasi banyak figur yang jauh lebih senior dari Gibran.

“Birokrasi pemda itu adalah mesin yang akan menggerakkan program-program Gibran. Maka harus bisa lebih andhap asor, nguwongke figur birokrasi,” imbuhnya.

Agus mengingatkan Gibran agar mengelola jajaran birokrasi berbeda dengan mengelola sumber daya perusahaan. Akan lebih baik bagi Gibran bila ia memiliki tim yang akan memberikan masukan tentang banyak hal.

Baca Juga: RS Rujukan Covid-19 Mulai Kolaps, Ini Pesan Menko PMK Saat Berkunjung ke Solo

Komunikasi Birokrasi

Masukan itu baik dalam komunikasi politik, komunikasi birokasi, masukan dalam kreativitas dan sebagainya. Mengenai gaya kepemimpin, melihat kultur masyarakat Solo, Agus menyarankan Gibran belajar dari ayahnya, Presiden Jokowi, dan seniornya FX Hadi Rudyatmo.

Agus tidak menyarankan Gibran mengikuti gaya kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. “Solo tidak pas dengan gaya kepemimpinan egaliter, menganggap semua orang sama. [Metode Ahok] Tidak pas, tidak bisa di Solo. Gibran justru harus belajar dari bapaknya sendiri [Jokowi] dan Rudy,” urainya.

Dalam pandangan rakyat, Jokowi-Rudy bukan sosok yang suka berbicara atau berwacana. Mereka justru lebih senang mendengar masukan dan keluhan masyarakat. Konsep kepemimpinan Jawa, menurut Agus, tidak bisa lepas dari setiap Wali Kota.

Baca Juga: 1 Nakes Sukoharjo Positif Covid-19, Padahal Sudah Divaksin

Yang akan membedakan adalah visi, misi, dan tekad untuk mewujudkan kemajuan kota ini. “Pada konteks langgam kepemimpinan Jawa itu khas, tidak bisa lepas. Tetap harus dilakukan Gibran. Yang nanti menjadi pembeda dia dengan para pendahulunya pada tataran visi, misi, dan tekad untuk kemajuan kota. Gibran sudah ke mana-mana, wawasan luas, penguasa teknologi, kemampuan memahami konsep ekonomi dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya