SOLOPOS.COM - Pengamat budaya Kota Solo, Andrik Purwasito, memberikan paparannya saat diskusi di Hotel Sahid Jaya Solo, Jumat (26/11/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Pengamat budaya Kota Solo yang juga akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS), Andrik Purwasito, mengaku sudah bisa melihat siapa dari tiga calon yang layak menjadi pemimpin Pura Mangkunegaran atau KGPAA Mangkunagoro X.

Calon tersebut memiliki satu tanda yang bisa dilihat oleh kebanyakan orang. Andrik mengaku sudah melihat tanda berupa wajah bersinar pada salah satu dari tiga sosok yang berpotensi menjadi Mangkunagoro X.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diketahui, tiga sosok yang dinilai layak menjadi pengganti Mangkunagoro IX yang wafat pada Agustus 2021 lalu yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GPH Bhre Cakrahutomo, dan KRMH Roy Rahajasa Yamin.

Baca Juga: Ternyata Begini Sosok Kahiyang Ayu di Mata Guru “Oemar Bakrie” Kala SMA

Andrik mengatakan hal tersebut saat diwawancarai wartawan seusai menjadi pembicara diskusi publik Menyoal Suksesi di Pura Mangkunegaran, Wahyu Keprabon untuk Siapa? yang digelar di Hotel Sahid Jaya Solo pada Jumat (26/11/2021).

Diskusi dimoderatori Anas Syahirul, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo. “Kalau saya melihat dari wajah-wajah para calon itu kelihatannya dari tiga orang itu ada yang bersinar [wajahnya], begitu,” terang Andrik mengenai para calon Mangkunagoro X.

Tapi Andrik buru-buru menyatakan tidak akan menyebutkan siapa sosok yang ia maksud. Alasannya, wahyu keprabon belum memilih wadahnya. “Ya kita sama-sama menunggu saja ya. Prosesnya bisa cepat, bisa lambat juga,” ungkapnya.

Baca Juga: Waduh! Fondasi Rumah Longsor Timpa Tempat Produksi Tahu Goreng Gilingan

Proses Rembukan

Andrik meyakini pihak-pihak yang terkait dengan penentuan siapa penerus KGPAA Mangkunagoro IX sudah melihat tanda-tanda itu. Namun, ada mekanisme rembukan atau musyawarah untuk menentukan siapa calon Mangkunagoro X tersebut.

“Kalau orang Jawa itu mesti melalui proses rembukan atau musyawarah. Harus ana sing ngalah, ana sing seleh, dan harus ada yang berani tampil. Prinsip itu yang saya kira dipegang Mangkunegaran, siapa yang akan jadi pemimpin,” urainya.

Lebih jauh, Andrik bercerita tentang wahyu keprabon dalam konsep kepemimpinan Jawa. Wahyu tersebut diyakini akan menunjukkan wujudnya kepada diri seseorang menjelang terpilihnya orang tersebut sebagai pemimpin suatu wilayah atau daerah.

Baca Juga: Digitalisasi Merata, Ekonomi Soloraya Dijamin Stabil Meski PPKM Level 3

“Wahyu itu maujud sinar kebiru-biruan, cahaya yang akan menuju kepada siapa yang akan dipilih. Ya mewakili, karena raja itu wakil dari Tuhan, dan wahyu kedaton itu adalah suatu tanda kekuatan yang diberikan kepada penerima wahyu,” katanya.

Sebelumnya, pada momentum peringatan 100 hari wafatnya KGPAA Mangkunagoro IX dijelaskan keluarga inti memulai proses diskusi untuk menentukan siapa penerus kepemimpinan di Pura Mangkunegaran.

Diskusi tersebut dipimpin GKP Prisca Marina, istri permaisuri dari KGPAA Mangkunagoro IX, dengan melibatkan GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GPH Bhre Cakrahutomo, GRA Ancillasura Marina Sudjiwo, dan GRA Putri Agung Suniwati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya