SOLOPOS.COM - Mbah Cebret, 72, melayani pembeli pentol di tepi Jl. Letjen Sutoyo, Sarigunan, Sragen, Sabtu (7/11/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Mentari mulai merangkak naik saat Mbah Cebret, 72, keluar dari rumahnya di Dukuh Kendal, Desa Bandung, Kecamatan Ngrampal, Sragen. Kakek sembilan cucu itu mengayuh gerobak sepeda menuju Kota Sragen.

Di gerobak yang dikayuh Mbah Cebret tertata jajanan pentol aci dan tahu yang dipanaskan oleh bara arang. Sejumlah botol air kemasan ia pakai untuk menyimpan saus kacang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan mengenakan pakaian batik lengan panjang dan bertopi ala coboi, pagi itu Mbah Cebret hendak menjemput rezeki. Tidak lupa ia mengenakan kacamata face shield dan masker dari kain batik.

Jangan Lupa, Pendaftaran Bantuan UKM Karanganyar Buka Lagi Pekan Depan!

Datangnya Pandemi Covid-19 membuat Mbah Cebret harus bekerja ekstra keras. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, ia cukup mangkal di depan SMPN 4 Sragen dan SDN 4 Sragen untuk menghabiskan dagangan pentolnya. Biasanya ia pulang pukul 13.00 WIB dengan mengantongi uang sekitar Rp550.000/hari dari hasil jualan pentol.

“Dulu pukul 13.00 WIB saya sudah pulang karena dagangan habis. Sekarang susah karena anak-anak belajar di rumah. Mau tidak mau saya harus jualan dengan cara keliling. Setelah pandemi, rata-rata saya baru bisa pulang pukul 17.00 WIB,” ujar Mbah Cebret kala berbincang dengan Solopos.com di tepi Jl. Letjen Sutoyo, Kampung Sarigunan, Sragen, Sabtu (7/11/2020).

Dari uang Rp550.000 itu, Mbah Cebret biasa mengambil uang Rp270.000 untuk membeli bahan baku seperti tepung aci, tahu dan saus kacang. Ia masih memiliki sisa uang Rp280.000. Sebanyak Rp100.000 ia berikan istri untuk kebutuhan dapur.

“Yang Rp100.000 lagi saya tabung. Sisanya [Rp80.000] saya pakai untuk keperluan lain misal untuk beli jajan cucu,” ujar Mbah Cebret.

Debat I Paslon Pilkada Solo Kelar, Kapolresta: Aman Sesuai Rencana

Sebagai seorang pedagang kaki lima, Mbah Cebret kerap berinteraksi dengan para pembeli. Ia tidak pernah tahu apakah pembeli yang datang kepadanya itu membawa virus corona.

Demi Melindungi Diri

Sebagai langkah antisipasi, Mbah Cebret berusaha menjalankan apa yang diamanahkan oleh pemerintah yakni mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Bahkan sebagai pengaman ganda, Mbah Cebret tetap memakai kacamata face shield meski sudah bermasker. Mbah Cebret sadar, tidak semua pembeli datang dengan membawa masker.

Rangsang UMKM Bergeliat, Pemkab Karanganyar Adakan Pasar Tiban di Desa

Oleh sebab itu, dia merasa perlu untuk tetap memakai masker dan face shield demi melindungi diri, keluarga dan orang lain dari paparan Covid-19.

“Masker dan face shield ini baru saya lepas ketika ingin merokok dan makan. Kalau ada pembeli datang, saya pasang lagi. Memang terasa lebih sesak bernapas, tapi mau bagaimana lagi demi kebaikan bersama,” papar Mbah Cebret yang sudah 20 tahun bekerja sebagai penjual pentol ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya