SOLOPOS.COM - Para personel Wasis XIX, dari kiri Yuniar Septya Rahmawati QA, Adana Presti Aryanto, Salma Abiyya, dan Shabrina Maulida.

Sobat Gaul The Young, enam bulan sudah Wasis Angkatan XIX mengisi rubrik Gaul di Koran Solopos Edisi Minggu. Empat sekawan yang menjadi personelnya dulu menyingkirkan 70-an pendaftar Wasis. Selamat yaaa, Wasis XIX. Kamu sudah jadi bagian dari keluarga Wasis. Tetaplah menulis walau sudah purna dari Wasis.

Bagi kamu yang ingin ngehitz, gaul, ikuti jejak mereka menjadi Wasis tiap kali ada perekrutan, yang digelar tiap enam bulan. Soal ritme kerja yang dikejar deadline, itu tak ada artinya dibandingkan pengalaman berharga menggawangi rubrik Gaul Solopos.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Bagi yang belum berkesempatan jadi Wasis, jangan patah arang. Rubrik Gaul di Solopos Minggu menyediakan ruang bagi kamu untuk ngeksis. Kamu yang suka bikin puisi, jangan disimpan saja dong, kirim ke Solopos. Yang mau curhat tentang tema-tema tertentu, kirim materi kepada kami. Selain ngeksis, ada honornya lo. Kamu juga bisa kirim berita-berita atau foto-foto kegiatan sekolah yang nanti akan ditampilkan di website anak muda paling ngehits, young.solopos.com ini. Semua materi cukup kirim ke e-mail redaksi.minggu@solopos.co.id .

 

Nah Sobat Gaul The Young, mau tahu seperti apa kesan para personel Wasis Angkatan XIX? Simak yaaa….

 

 

Yuniar Septya Rahmawati Qurrota'ayun

Yuniar Septya Rahmawati Qurrota’ayun

Yuniar Septia Rahmawati Qurota’ayun (SMAN 1 Solo)

Tentu banyak suka dan duka yang udah kami lewati selama ini. Mulai dari first meeting yang masih malu-malu sampai last meeting kemarin [Minggu 13 Agustus 2017] yang sangat heboh.  Kalau ditanya bagaimana kesan selama jadi Wasis, buat aku cukup satu kata aja, daebak! Daebak atau dalam hangul Korea ditulis ?? (baca: Daebak) adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang mengagumkan. Nah kata Daebak lebih luas bisa juga bermakna awesome, amazing, keren, mantap, bagus, enak, hebat, atau wow!

Kenapa jadi Wasis adalah sesuatu yang sangat daebak buat aku? Tentu karena banyak sekali pengalaman baru yang aku dapat selama enam bulan ini. Bertemu dengan banyak narasumber dan mengetahui gagasan mereka membuatku belajar berpikir kritis. Selain itu, saat sedang disibukkan dengan berbagai hal tak jarang lupa dengan deadline, momen-momen seperti kebut mencari narasumber ke sana-ke sini, wawancara dengan narasumber yang slow response sehingga perlu kesabaran yang cukup ekstra. Juga melewatkan les demi bertemu narasumber meninggalkan kesan yang kuat buatku. Oleh karena itu aku jadi bisa lebih belajar untuk mengatur waktu dan membagi prioritas.

Menjadi bagian dari Wasis merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan. Selain bisa menyalurkan skill menulis, menyenangkan pula karena dapat banyak ilmu dari para wartawan senior. Jeongmal kamsahamnida (Thank you very much)! Karena sudah di tahun terakhir SMA, saatnya fokus dan berjuang demi meraih impianku yang lain. Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak pernah berhenti menulis.

 

Adana Presti Aryanto

Adana Presti Aryanto

Adana Presti Aryanto (SMAN 4 Solo)

Best moment selama jadi seorang Wasis? Kalo menurutku, best moment-nya itu waktu pulang sekolah ibu ngasih tau kalau aku lolos jadi seorang Wasis. Aku masih inget banget waktu itu, ibu langsung meluk aku waktu beliau melihat nama Adana Presti Ariyanto terpampang di urutan ke empat saat e-mail berhasil mendarat. Yey!

Sebenarnya banyak banget kesan selama jadi Wasis enam bulan belakangan ini. Setiap proses menuju Wasis masih teringat persis. Mulai dari kelabakan buat tugas seleksi, pulang fullday langsung ngadepin monitor OC, menelepon kakak senior Wasis, tanya sana-sini, browsing gimana caranya bikin artikel, malem-malem cari koran Solopos edisi Minggu pagi padahal itu Rabu, dan masih banyak lagi kesan unik yang enggak bisa aku sendiri ceritain hahaha.

Menjadi seorang Wasis itu menyenangkan banget! Selama ini aku udah dapet banyak teman baru, banyak sahabat baru, bisa pergi ke tempat tempat khusus yang seru, dan juga banyak pengalaman lain! Wasis juga membuat kita jadi lebih dikenal orang, loh. Gimana enggak, tiap Minggu nama dan foto kami tuh nampang di koran yang kadang setelah itu dijadikan bungkus tempe mendoan hahaha. Pernah waktu itu bibiku pulang dari beli gorengan. Enggak sengaja dia lihat fotoku di koran bungkus gorengan. Dari situ keluargaku baru tahu aku menjadi Wasis di Solopos. Wasis juga mengajarkanku gimana caranya berpikir cepat, tanggap, dan cakap dalam bertindak. Wasis pun yang memberiku pengalaman untuk menghadapi berbagai macam orang di sekitar kita yang berbeda karakternya. Dari situ, pemikiran kita jadi lebih luas kepada semua orang, dan belajar toleran kepada sesama! Sekali lagi, thank you so so so much to Wasis Solopos for the mega super expensive experience!

 

 

Salma Abiyya

Salma Abiyya

Salma Abiyya (SMA IT Nur Hidayah, Sukoharjo)

Peace be upon you guys! Kali ini aku bakal cerita sedikit tentang pengalamanku menulis artikel di rubrik ”Gaul Solopos”. Bagiku, menjadi Wartawan Siswa (Wasis) itu tak melulu tentang tulis-menulis, tapi lebih ke bagaimana cara kita menghadapi seseorang, khususnya narasumber yang baru saja aku kenal dengan berbagai macam karakter.

Wasis adalah tempat di mana “seorang amatir berusaha menjadi profesional” Sebenarnya aku sendiri masih teramat amatir dalam hal menulis, apalagi bekerja dengan sistem deadline. Di sini aku dan member Wasis lain dilatih untuk bisa profesional dalam bekerja di tengah padatnya rutinitas sekolah. Salam semangat! (



 

Shabrina Maulida Syahnisa

Shabrina Maulida Syahnisa

Shabrina Maulida Syahnisa (SMAN 1 Kartasura, Sukoharjo)

Every beginning has an ending, dan huaa, perjumpaan kita enam bulan yang lalu dengan begitu cepatnya udah sampai ke tahap perpisahan aja nih guys. Berasa waktu sedang enggan berkompromi untuk tidak terlalu terburu-buru atau saking bahagianya kita berjumpa, lalu aku yang jadi lupa waktu? Ah entahlah.

Bahkan jika menyalahkan waktu, waktu pun tak bisa dituntut ke pengadilan juga kan. Yak kan ya, mending sekarang it’s time to move on and move forward. Bukannya tak ingin berlama-lama tetap mengisi laman Gaul as Wasis angkatan XIX, namun ini saatnya memberikan kesempatan lain bagi teman-teman lainnya untuk merasakan betapa bahagia dan bangganya menyandang gelar Wasis di dada.

Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya buat semua, baik narasumber yang mau direpotin dimintain jawaban, temen-temen Wasis yang mau sharing and caring each other. Tapi intinya aku sangat bersyukur untuk ditemukan dengan orang-orang baik seperti mereka, diperkenankan menyalurkan hobiku dan diperkenalkan  ke dunia yang dulu aku impikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya