SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

“Ya, untuk memberi pengalaman, biar kalau masuk sekolah ada yang bisa ditulis,” tutur seorang ibu yang berwisata ke Candi Borobudur, ketika ditanya  reporter sebuah stasiun televisi swasta dalam berita seputar Lebaran. 

Ibu tersebut rupanya paham, pada saat masuk sekolah kembali, anak-anak biasanya diminta gurunya  menuliskan pengalaman selama liburan. Sang ibu tidak ingin anaknya menemukan kesulitan dalam menulis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Betapa tidak mudah  bagi sebagian siswa ketika harus menuliskan pengalaman liburan. Sebagian siswa yang selalu di rumah dan bermain di seputaran rumah, biasanya menyebut diri tidak punya pengalaman.  Sebagai guru, saya tetap akan mempersilakan siswa yang selalu di rumah untuk menuliskan apapun yang dialaminya, entah berkunjung ke rumah nenek, berlibur ke pantai, sekedar jalan-jalan ke mal, ke sawah, atau yang di rumah membantu orang tua.

Dalam konteks liburan sekolah, pengalaman apapun mestinya bisa dituliskan. Pengalaman liburan tidak sama dengan berkunjung ke tempat-tempat wisata. Anak-anak kita yang tinggal di rumah tentu merasakan, betapa seharian penuh bersama keluarga, akan berbeda dibanding hari-hari sekolah.  Pengalaman penting untuk direfleksikan, entah dengan cara ditulis atau diceritakan secara lisan untuk berbagi di kelas. Bayangkan pengalaman batin macam apa yang dialami anak-anak kita jika membaca pengalaman liburannya semacam ini!:

“Selama tiga hari aku di rumah, aku melepaskan semua rinduku kepada keluargaku. Aku merasa kembali mendapatkan kebahagiaan yang telah lama tidak kurasakan. Hari-hari kulalui dengan keluargaku di rumah. Liburan kali ini aku memutuskan tidak pergi ke mana-mana, aku ingin membantu kedua orang tuaku bekerja.

Setiap pagi aku membantu pekerjaan ibuku seperti: menyapu rumah, cuci piring, mencuci pakaian dan sebagainya. Dan ketika sore tiba, aku membantu pekerjaan ayahku…”

Menyapu atau mencuci piring bisa jadi telah diabaikan anak-anak kita di hari-hari sekolah. Hanya dengan merasakan kembali segala kegiatan kecil itu, muncul perasaan dan pengalaman yang mengesankan. Anak-anak, diam-diam menyimpan kerinduan pada orang tuanya. Mereka rindu disapa,  sekadar dibelai, atau rindu untuk sekadar merasakan sebagai anak di rumah. Tidak lebih dari itu.

Pengalaman baik
Psikolog yang juga ahli pendidikan asal Amerika Serikat, John Dewey (2002) mengingatkan, tidak semua pengalaman sungguh-sungguh atau sama-sama bersifat edukatif. Pengalaman dan pendidikan tidak dapat disamakan begitu saja. Pengalaman akan bersifat salah didik kalau berdampak mencacatkan proses pertumbuhan. Misalnya, sebuah pengalaman bisa menimbulkan sifat bebal atau tidak berperasaan, dapat menimbulkan kekurangpekaan dan sikap kurang tanggap.

Catatan Dewey itu kiranya tidak membatasi anak-anak kita untuk memperoleh pengalaman yang kurang menyenangkan. Pengalaman yang menyenangkan dan kurang menyenangkan tetaplah penting untuk pertumbuhan jiwa. Tentu saja semua pengalaman tersebut perlu diolah lewat refleksi. Di sinilah pentingnya para guru membantu siswa merefleksikan setiap pengalamannya.  Para orang tua yang telah memberikan berbagai kesan selama liburan kepada anak-anaknya pasti akan memperoleh peneguhan di kelas.

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang sederhana, jauh dari kebiasaan berwisata ketika liburan, tentunya juga perlu dibantu mencermati pengalaman keseharian yang tampaknya sepele. Jadi, baik atau kurang baiknya sebuah pengalaman bukan terletak pada pengalamannya, tetapi terletak pada mata hati dan cara pandang terhadap setiap pengalaman. Berharga atau kurang berharga, bukan pada mahal-murahnya biaya yang dikeluarkan, tetapi sejauh mana mampu mengambil manfaat dari setiap pengalaman. Anak-anak kita perlu dibantu untuk mengolah setiap pengalaman hidupnya.    

Oleh St. Kartono
GURU SMA DE BRITTO, JOGJA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya