SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, NAIROBI – Seorang guru sains dari pedesaan di Kenya, Peter Tabichi, meraih penghargaan berskala internasional. Dia baru saja diberi gelar sebagai guru terbaik di dunia dan berhak menerima hadiah uang tunai US$1 juta atau setara Rp14 miliar.

Dikabarkan The Guardian, Senin (25/3/2019), Peter Tabichi yang mengampu mata pelajaran matematika dan fisika di SMP Keriko, di Desa Pwani, Kenya, mengalahkan 10.000 orang dari 179 negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pria berusia 36 tahun itu pun sukses meraih penghargaan Global Teacher Prize dari Varkey Foundation yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (23/3/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

Selama ini, Pater Tabichi menyisihkan gajinya sebanyak 80 persen per bulan untuk diberikan kepada warga miskin. Khususnya muridnya yang berasal dari kalangan tidak mampu. Uang hasil jerih payahnya dipakai membeli perlengkapan sekolah seperti buku pelajaran atau seragam yang diberikan kepada siswa miskin.

Penghargaan ini bukan untuk saya, tapi anak-anak muda di benua Afrika. Saya berada di sini hanya karena pencapaian muridku. Penghargaan ini memberikan kesempatan dan menjelaskan mereka bisa melakukan apa pun,” jelas Peter Tabichi seperti dikutip dari South China Morning Post.

Dedikasi Peter Tabichi di dunia pendidikan diapresiasi Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta. Baginya, kisah Peter Tabichi adalah sesuatu yang penting bagi masa depan generasi di dunia Afrika. Sementara itu, Sunny Varkey, pendiri Varkey Foundation, sosok Peter Tabichi sangat mengagumkan.

“Peter Tabichi telah memberikan contoh sebagai guru yang baik dalam mengelola sekolah yang buruk. Dia dinyatakan sebagai pemenang berkat kesuksesan membimbing siswanya mengikuti olimpiade sains internasional,” kata Sunny Varkey.

Kondisi sekolah tempat Peter Tabichi mengajar cukup memprihatinkan. Sekolah yang berada di tempat kekeringan ini hanya memiliki satu komputer dengan jaringan Internet yang parah.

Rasio guru dan murid di sekolah itu 1:58. Lokasi sekolah ini berada di desa terpencil membuat murid harus menemph perjalanan sejauh tujuh kilometer dari rumah. Sekitar 95 persen murid berasal dari keluarga miskin dan yatim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya