SOLOPOS.COM - Ilustrasi seragam sekolah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR—Pengadaan seragam batik gratis sekolah di Kabupaten Karanganyar akhirnya batal direalisasikan. Hal ini lantaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tak menganggarkan pengadaan seragam batik masuk dalam alokasi program sekolah gratis yang dianggarkan Rp56 miliar pada APBD 2014.

Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com, APBD 2014 telah ditetapkan belum lama ini setelah melalui pembahasan panjang di DPRD setempat. Dalam penetapan APBD tersebut, alokasi anggaran seragam batik gratis yang sedianya dianggarkan Rp7 miliar masuk pada program sekolah gratis ternyata batal dilaksanakan. Padahal rencananya Pemkab menganggarkan seragam batik diperuntukkan bagi siswa SD sampai tingkat SMA dan sederajatnya di Bumi Intanpari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sedangkan untuk seragam reguler, Pemkab tidak menggratiskannya. Masing-masing siswa bakal menerima jatah Rp50.000 untuk seragam batik tersebut. Alokasi anggaran tersebut kemudian dialihkan ke tambahan biaya operasional siswa.

Anggota DPRD Karanganyar sekaligus anggota badan anggaran (Banggar) DPRD, Romdloni ketika dijumpai solopos.com, Senin (5/5/2014), mengatakan tidak ada anggaran untuk seragam gratis dalam APBD 2014. Menurutnya, Pemkab tak memasukan anggaran seragam gratis sejak pembahasan kebijakan umum anggaran dan prioritas dan plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) hingga rencana APBD (RAPBD) lalu. Mestinya jika Pemkab serius dengan seragam gratis, lanjut Romdloni, pengajuan pengadaan seragam gratis diajukan dalam KUA-PPAS maupun RAPBD kemarin.

“Kami [DPRD] sudah mengajukan seragam gratis. Tapi nyatanya Pemkab tidak mengajukannya. Padahal tarikan uang seragam jadi masalah klasik tahunan,” tuturnya.

Romdloni berharap Pemkab mempertegas larangan penarikan uang seragam di sekolah-sekolah pada saat tahun ajaran baru. Biasanya, lanjut Romdloni, sekolah menjual seragam sekolah saat tahun ajaran baru dengan dalih penyeragaman. Romdloni menerangkan alokasi anggaran pendidikan gratis dianggarkan Rp56 miliar untuk mengkover seluruh pos anggaran pendidikan  baik sekolah negeri maupun swasta di Bumi Intanpari.

Termasuk, biaya lembar kerja siswa (LKS), kegiatan ekstrakulikuler, les tambahan dan lain sebagainya. Tujuannya mewujudkan pendidikan yang benar-benar gratis, tanpa pungutan apa pun. “Jadi sebelumnya hanya diajukan Rp28 miliar, sekarang menjadi Rp56 miliar. Seluruh biaya operasional sekolah negeri dan swasta sudah dikover,” katanya.

Dengan naiknya plafon anggaran pendidikan, Romdloni menegaskan khusus sekolah negeri tidak boleh lagi ada penarikan uang dalam bentuk apa pun di masing-masing sekolah. Kecuali, lanjut Romdloni, bagi sekolah swasta masih diberi keleluasaan untuk menarik iuran. Hal ini mengingat tidak ada aturan yang mengatur tentang larangan bagi sekolah swasta untuk menarik pungutan. Pemerintah tidak boleh membatasi dan ikut campur urusan sekolah swasta. Termasuk larangan penarikan uang seragam.

Ketua DPRD Karanganyar, Sumanto mengatakan tidak ada anggaran seragam sekolah gratis yang ditetapkan dalam APBD kemarin. Biaya pendidikan sekolah gratis, lanjutnya, tidak mengkaver seragam sekolah.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemkab menyiapkan Rp7 miliar untuk pengadaan seragam batik gratis siswa Karanganyar. Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo sebelumnya mengatakan Pemkab akan menggratiskan seragam batik sekolah pada tahun 2014. Seragam batik sekolah ini masuk dalam anggaran sekolah gratis yang disiapkan Pemkab senilai Rp50 miliar lebih.

“Setiap siswa dianggarkan Rp 50.000 untuk satu kain batik. Anggaran seragam batik ini nanti masuk dalam RAPBD yang akan dikirimkan ke DPRD,” katanya.

Rohadi mengatakan anggaran seragam batik sekolah mengakomodasi permintaan warga Bumi Intanpari mengenai pengadaan seragam sekolah yang harus digratiskan. Pihaknya ingin mewujudkan benar-benar program sekolah gratis di Karanganyar. Tidak ada pungutan lagi yang memberatkan warga.  “Selama ini kan yang menjadi keluhan ada pungutan uang seragam batik. Nah tahun ini kami beri seragam batik gratis, sedangkan seragam reguler itu urusan personal,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya