SOLOPOS.COM - Ilustrasi gamelan (Jambitourism.co.id)

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo tampaknya serius dalam merealisasi pengadaan alat musik gamelan di kelurahan. Dana sekitar Rp4,5 miliar-5 miliar bakal digelontor untuk penyediaan fasilitas gamelan di 10 kelurahan tahun ini.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, berkomitmen melengkapi fasilitas 10 kantor kelurahan dengan seperangkat gamelan pada 2014. Pihaknya bakal mengajukan dana hingga Rp5 miliar di APBD Perubahan untuk mewujudkan rencana tersebut. Jumlah itu meningkat Rp3 miliar dibanding taksiran beberapa waktu lalu yang hanya Rp2 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Gamelannya berbahan perunggu. Satu unit gamelan ditaksir sekitar Rp450-500 juta,” ujarnya saat ditemui wartawan di Museum Radya Pustaka, Selasa (15/4/2014).

Wali Kota mengatakan tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal menyeleksi sejumlah kelurahan untuk mendapatkan bantuan tersebut. Menurut Rudy, kelurahan yang diutamakan menerima gamelan yakni kelurahan yang memunyai komitmen memajukan seni dan budaya.

“Dalam artian memiliki semangat dan potensi. Selain itu kelurahan dengan pelayanan publik baik juga diutamakan, istilahnya sebagai reward,” ucapnya.

Rudy memastikan seluruh perangkat gamelan yang dibeli merupakan gamelan baru. Ihwal mekanisme pengadaan, Rudy menilai bisa dari Disbudpar maupun kelurahan setempat. Dengan pemberian fasilitas baru tersebut, Wali Kota berharap detak musik tradisional dapat terus terjaga di masyarakat. “Penginnya ada pertunjukan gamelan setiap hari di pendapa kelurahan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Disbudpar, Eny Tyasni Suzana, mengatakan dari surveinya pengadaan gamelan berbahan perunggu memang cukup mahal. Namun, pihaknya memastikan kualitas gamelan perunggu jauh lebih baik dibanding gamelan berbahan besi. “Gamelan besi Rp150 juta mungkin sudah dapat, tapi kalau perunggu bisa Rp300 jutaan lebih. Dhawuhnya Pak Wali kan yang perunggu,” ujarnya.

Saat ini pihaknya masih menyiapkan tim untuk menyeleksi calon penerima bantuan. Eny mengaku bakal berhati-hati dalam menentukan pilihan agar bantuan tak berakhir mangkrak. “Kami pilih yang benar-benar punya potensi sehingga (gamelan) tidak muspra.” Disinggung upaya pendampingan setelah pemberian bantuan, Eny menyerahkannya pada lurah setempat. Menurut Eny, lurah bisa mengatur jadwal maupun pelatih agar kegiatan bermusik dapat terjaga.

“Dijadwal agar latihanmya rutin. Kalau iklim sudah terbentuk, wisatawan bisa datang sendiri,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya