SOLOPOS.COM - Mohammad Ngemron (JIBI/SOLOPOS/Lutfiyah)

Kesan sederhana sangat lekat dengan sosok Drs H Muhammad Ngemron MS. Ketika Espos menemuinya belum lama ini, ia terlihat cuek dengan hanya mengenakan kaus oblong yang sudah berlubang di sana sini lantaran baru saja membersihkan musala di belakang rumahnya.

Muhammad Ngemron (JIBI/SOLOPOS/Lutfiyah)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam berpenampilan bisa jadi ia begitu sederhana namun secara akademis, dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini, diakui memiliki wawasan yang luas baik dalam bidang agama, kejawen, filsafat hingga ilmu psikolgi.

Meski begitu, tidak semua orang bisa membaca pemikirannya. Karena itu pula, suami Dra Misriyati Marmini ini, kerap berseberangan pendapat dengan orang-orang pada umumnya. Salah satunya tentang tafsir hukum potong tangan dalam Islam bagi pencuri. Menurutnya, perintah itu bukan serta-merta harus memotong tangan namun yang dipotong adalah komunikasi perbuatannya agar tidak lagi mencuri sehingga harus dihukum diberi pelajaran.

“Begitu juga misalnya potong lidah bukan berarti lidah dipotong tapi komunikasinya yang dipotong agar jangan banyak omong. Saya mungkin disalahkan banyak orang tapi bagi saya, Islam itu agama yang penuh kasih sayang bukan agama yang sadis,” terangnya.

Kendati pemikirannya tidak banyak diterima orang tapi ia tidak peduli, ia juga tidak pernah memaksa orang untuk setuju dengan gagasannya. Begitu juga dengan keahliannya dalam yoga. Ia tetap menekuni dan mengajar olahraga meskipun banyak orang Islam yang menganggap hal itu bid’ah lantaran tidak ada dalam Islam. Baginya, yoga sah-sah saja dilakukan lantaran ia menganggap salat juga bagian dari yoga.

Ia berprinsip, tidak ingin berteriak agar orang-orang mendatanginya sama seperti bunga mawar yang indah dan wangi yang juga tidak pernah berteriak namun justru banyak kumbang berdatangan menyerap madunya.

Pencetus ilmu psikologi Islam di Indonesia ini memang terbilang unik, ia bahkan mengaku tidak bisa nyambung dengan orang-orang tarbiyah dan syariah. Sebaliknya, ia akan nyambung berbicara dengan orang filsafat. “Kita harus berpikir dengan nalar dan berpikiran luas. Jangan berpikiran sempit dan mudah menyalahkan,” katanya yang juga kerap mengisi khotbah dan pengajian ini.

Terkait psikologi Islam yang digagasnya, semula banyak orang yang mengatakan bahwa agama itu agama bukan psikologi. Tapi ia berkeyakinan bahwa Islam juga mengenal psikologi karena kandungan psikologi dalam Islam juga banyak misalnya tentang nafsu atau jiwa yang dimiliki manusia berproses tingkatannya mulai dari nafsu amarah, nafsu lawamah (berani menyesali diri) dan muthmainnah atau jiwa yang tenang kembali kepada Allah. “Kajian psikologi juga erat kaitannya dengan filsafat karena Islam banyak juga berbicara tentang kalimat, kata atau pengertian yang perlu ditafsirkan,” ujarnya.

Ngemron mengaku semula banyak pemikirannya yang dituangkan dalam karya ilmiah termasuk tentang psikologi Islam namun sayang sebagian besar karyanya hilang. “Saya tidak bisa mengetik jadi kalau saya menulis tangan akan sangat banyak sekali. Jadi, sementara ini saya membagi gagasan saya dengan orang-orang yang mau datang atau meminta saran,” terang Ngemron yang juga rajin mengumpulkan orang untuk bermain gamelan di rumahnya.

Ngemron baru-baru ini meraih penghargaan dari Fakultas Psikologi UMS atas pengabdian dan perannya dalam pengembangan ilmu psikologi. Penghargaan itu layak ia dapatkan lantaran selain pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Psikologi pada 1992-1998, ia termasuk orang yang merintis dan mengembangkan fakultas yang kini sudah berkembang pesat itu.

Terkait kariernya yang hampir memasuki masa pensiun, ayah dua anak, Wahid Husni Utomo SPd dan Muhammad Isnain Wiyasatama ST ini, akan mempersiapkan diri mengabdi total kepada sesama dengan cinta kasih.
“Orang menilai saya keras tapi saya sebenarnya orang yang menerapkan disiplin termasuk kepada mahasiswa. Meski begitu jiwa saya sesungguhnya juga penuh cinta kasih,” ujarnya.

ufi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya