SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana sekolah (JIBI/Solopos/Dok)

Penetapan jam sekolah lima hari diujicobakan di sejumlah daerah, namun ada empat daerah yang menolaknya.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Dinas Pendidikan Jawa Tengah menyebutkan setidaknya ada empat kabupaten/kota yang menolak menerapkan program lima hari sekolah dengan menyertakan pernyataan tertulis.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Kami masih mendata jumlah sekolah di Jateng yang sudah melaksanakan program lima hari sekolah. Memang ada yang menolak,” kata Kepala Disdik Jateng Nur Hadi Amiyanto di Semarang, Rabu (26/8/2015).

Hal tersebut diungkapkannya usai rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jateng yang berlangsung di Ruang Pertemuan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

Nur Hadi menyebutkan empat kabupaten/kota yang menolak menerapkan program lima hari sekolah, yakni Kota Solo, Boyolali, Temanggung, dan Batang.

“Yang jelas ada empat kabupaten/kota yang menolak, yakni Solo, Boyolali, Temanggung, dan Batang. Mereka sudah menyerahkan pernyataan tertulis. Yang lainnya belum,” katanya.

Namun, kata dia, pihaknya memang memberikan kebebasan kepada setiap kabupaten/kota untuk melaksanakan lima hari sekolah karena program tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba.

Mengenai alasan penolakan lima hari sekolah, ia mengatakan empat daerah itu menolak karena siswa harus mengikuti pembelajaran sampai sore hari jika pembelajaran efektif hanya lima hari.

Selain itu, Nur Hadi mengatakan mereka beralasan pendalaman materi pembelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti kursus maupun bimbingan belajar di luar sekolah.

“Sebenarnya, pendidikan yang benar itu siswa tidak perlu mengikuti bimbel atau kursus di luar. Semuanya harus didapatkan di sekolah untuk meringankan beban orang tua. Jika ada yang kurang di sekolah, diperbaiki,” katanya.

Apalagi, kata dia, sekolah-sekolah sekarang ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti laboratorium bahasa Inggris dan guru-guru yang kompeten di bidangnya.

“Namun, kami minta masyarakat tidak panik ketika menerima surat edaran pelaksanaan lima hari sekolah karena masih tahap uji coba. Kalau memang prospeknya ke depan bagus, ya, dilanjutkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Negeri Jateng Sukiswanto mengatakan hasil uji coba pelaksanaan lima hari sekolah nantinya harus dievaluasi dan dipublikasikan secara luas.

“Pelaksanaan ini kan masih uji coba. Dengan diuji coba maka akan diketahui masalah-masalah yang muncul untuk dicari akar masalahnya. Jadi, nantinya akan ditemukan solusi masalah itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya