SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Komisi III DPRD Solo menyatakan Terminal Tirtonadi harus steril dari aktivitas selain keluar masuk bus dan penumpang. Aktivitas pedagang asongan dan aktivitas sejenisnya dilarang di dalam terminal. Pasalnya, para pedagang asongan sudah didata dan akan mendapatkan kios/los di dalam terminal.

Anggota Komisi III DPRD Solo yang juga mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyelenggaraan Perhubungan, Abdullah A.A., saat ditemui wartawan, Rabu (22/1), mengungkapkan terminal harus bersih dari pedagang asongan. Aktivitas yang ada di terminal, kata dia, hanya aktivitas keluar masuk bus dan penumpang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pemerintah kota sudah menyiapkan kios/los bagi para pedagang asongan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna jasa transportasi. Dulu, pernah ada kesepakatan dengan SKPD [satuan kerja perangkat daerah] terkait tentang penataan terminal. Konsep penataan terminal tidak membunuh pedagang asongan, tetapi menertibkan mereka dengan memberi tempat yang layak berupa kios/los,” ujar Abdullah yang juga didengarkan Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, yang kebetulan ada di ruang Komisi III saat ditemui solopos.com.

Honda hanya terdiam mendengar penjelasan Abdullah. Namun, Honda membenarkan tentang rencana pemberian selter bagi pedagang asongan itu. Abdulah melanjutkan bukan hanya pedagang asongan, penjual tiket bus pun tidak boleh beroperasi di lokasi pemberangkatan bus.

Abdullah menegaskan tidak ada niatan pemkot untuk merugikan pedagang asongan. Justru niat pemkot meningkatkan pendapatan mereka dari status pedagang asongan menjadi pedagang terminal. “Mereka ini sudah didata. Tapi, saya tidak hafal jumlahnya. Pedagang asongan yang asli Solo diberi kios/los. Tapi, yang bukan asli Solo, ya, tidak bisa. Ini APBD Solo,” tuturnya.

Abdullah mengatakan pada prinsipnya aktivitas di terminal hanya ada tiga, yakni aktivitas naik dan turunnya penumpang, aktivitas di area istirahat bagi penumpang, dan aktivitas perekonomian di lantai II lewat kerja sama dengan pihak ketiga.

Di sela-sela wawancara, tiba-tiba Ketua Paguyuban Asongan Semangat Kerja (Pasker) Solo, Suharsono, datang untuk menagih janji Abdullah A.A. Suharsono menagih jatah kios/los yang diperuntukkan bagi pedagang asongan. “Janjinya mana Pak? Sampai sekarang tidak ada kejelasan tentang kios/los yang diberikan kepada pedagang asongan. Ada selter juga tidak disosialisasikan. Hanya dua orang yang mendapat, padahal jumlah pedagang asongan mencapai 268 orang, 100-an orang di antaranya warga Solo,” tuturnya.

Abdullah sempat kaget dengan informasi Suharsono itu. Abdullah kembali membuat komitmen kepada Pasker akan memperjuangkan hak pedagang asongan untuk mendapatkan kios/los. Abdullah meminta Pasker mengirimkan data pedagang asongan ke Komisi III sebagai dasar untuk berkoordinasi dengan SKPD terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya