SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di kawasan Kalijodo, Jakarta, Selasa (16/2/2016). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup sementara kawasan Kalijodo selama masa sosialisasi rencana penertiban kawasan tersebut. (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Penertiban Kalijodo tinggal menghitung hari. Sebagian kafe sudah siap hengkang dan warga mulai mendaftarkan diri untuk pindah ke rusun.

Solopos.com, JAKARTA — Pemprov DKI Jakarta melalui petugas di Kecamatan Tambora dan Penjaringan mulai menyampaikan surat peringatan (SP) 1 kepada warga Kalijodo. Artinya, 15 hari lagi kafe-kafe di Kalijodo akan dibongkar paksa oleh Satpol PP. Sebagian kafe kini telah sepi dan warga mulai mendaftarkan diri untuk pindah ke rusunawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, petugas kecamatan hari ini mendatangi Kalijodo untuk mendata identitas warga. Mereka meminta warga menunjukkan kartu identitas seperti KK dan KTP. Bagi warga yang memiliki KTP DKI Jakarta, mereka akan dipindahkan ke rusunawa.

Sementara itu di Kelurahan Angke, warga Kalijodo Tambora mulai mendaftarkan diri. Dari 87 KK di Kalijodo, baru 30 warga yang mendaftarkan diri untuk tinggal di beberapa rusunawa, termasuk di Marunda.

“Dari 87 KK yang tinggal di sana, ada 30 yang sudah mendaftarkan diri. Dari jumlah itu, 18 orang di Tambora, ada permintaan dari mereka, bisa enggak tempat tinggal mereka jadi satu blok [di rusunawa]. Soal itu kami akan konsultasikan ke pihak rumah susun,” kata Sekretaris Kelurahan Angke, Dirhamsyah, di Angke, dalam wawancara yang ditayangkan TV One, Kamis (18/2/2016).

Sementara itu, salah satu pemilik kafe di Kalijodo, Surya, sudah siap-siap hengkang dari Kalijodo, Jakarta, dan mengaku mengikuti keputusan Pemprov DKI. “Sudah sejak 2003 di sini, dulunya bangunan punya orang tua,” terang Surya di Kalijodo, Rabu (17/2/2016) malam, seperti dikutip Solopos.com dari Detik.

Surya mengaku memulai bisnis kafenya dari kecil. Dari hanya punya satu kafe, dia sampai bisa memiliki tiga kafe. Dia juga sampai meminjam uang ke bank untuk membangun tiga kafenya. “Tempat sih banyak, tapi ya paling aman di sini [Kalijodo],” terang dia.

Penghasilan keuntungan bersih yang didapatnya cukup besar. Dari satu kafe saja bisa meraup untung Rp 1-2 juta dalam semalam. Kafe miliknya merupakan bangunan permanen dan sebagian dilengkapi AC. “Per malam, omzet Rp1-3 juta, kalau lagi sepi Rp700.000,” imbuh dia.

Setelah lebih dari 10 tahun, kini bisnis kafe milik Surya segera tutup. Surya juga akan segera menjual barang-barangnya. Lagi pula sudah sepi pengunjung yang datang, perempuan yang ikut di kafenya juga sudah pergi.

“Kapok ya enggak ya, sebenarnya saya kalau usaha di luar udah jadi, saya mau tutup yang di sini. Saya punya rencana mau bikin distributor elpiji. Cuma ini modal udah habis,” ujarnya. “Kita ngikut pemerintah saja.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya