SOLOPOS.COM - Foto udara hasil screenshot kawasan Kalijodo di Jakarta, Jumat (12/2/2016). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menata kawasan Kalijodo untuk di bangun taman kota atau Ruang Terbuka Hijau serta Stasiun Pengisian Bahan Gas (SPBG). (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Penertiban Kalijodo juga diwarnai isu beking aparat di sana. Anton Medan punya cerita sendiri.

Solopos.com, JAKARTA — Penertiban Kalijodo di depan mata. Di mata Anton Medan yang dikenal dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Kalijodo harus segera dibersihkan mengingat ada anak-anak di kawasan itu. Tak hanya itu, dia juga mengenang masa lalu Kalijodo di mana ada setoran untuk aparat dari warga.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Zaman saya dulu, jagoannya dulu yang setor ke kecamatan dan polisi,” kata Anton Medan saat dalam dialog di TV One, Rabu (17/2/2016) petang. Saat ditanya host apakah tudingan itu benar dan tidak mengarah fitnah, Anton kembali menegaskan. “Lho, dulu saya sendiri yang setor, mereka dulu memang di-backup oknum aparat. Tapi sekarang saya tidak tahu.”

Sebagai orang yang pernah mengenal sangat baik kawasan itu, Anton mengatakan anggapan bahwa Kalijodo menyeramkan karena sarang preman sebenarnya tidak benar. Dulu memang ada banyak preman di sana, tapi tidak dengan sekarang.

“Kenapa begitu? Karena media membesarkan bahwa di sana sarang preman, padahal sekarang enggak. Sana itu aman. Soal datangnya aparat ini [beda kasus], karena mereka dianggap gusur, beda. Ini tetap aman buat konsumen dan pendatang,” ujarnya. Baca juga: Sudah Kaya dari Kafe dan Punya Mercy, Daeng Aziz Diminta Tobat.

Anton Medan bahkan berani menjamin ketika aparat datang untuk melakukan penertiban, tidak akan ada preman yang turun. “Paling cuma satpam mereka, hansip, tukang parkirnya.”

Menurut Anton, pentingnya penertiban Kalijodo bukan menyasar pada prostitusi atau miras ilegal di sana, melainkan kehidupan perempuan dan anak-anak yang terancam masa depannya. “Yang tinggal di situ ada majelis taklim, ada anak-anak, mau jadi apa mereka [jika masih tinggal dekat lokalisasi]?” tanyanya. Baca juga: Hindari Kelainan Seks, Perempuan dan Anak Harus Dipindah dari Kalijodo.

Dia menjelaskan dirinya sudah mengetahui rencana penertiban tersebut sejak 2013 lalu saat Ahok masih berduet dengan Joko Widodo (Jokowi). Saat itu sudah disusun penertiban, namun ada langkah prioritas lain seperti banjir dan masalah infrastruktur.

“Kita sudah inventartisir, kita tunggu siapkan saat yang tepat. Ahok sudah ada pendekatan sejak 2013, saat jadi wagub, dan kita perlu momen yang tepat [untuk penertiban],” tutupnya.

Di sisi lain, Kodam Jaya mendukung Pemda DKI dalam upaya penertiban Kalijodo. Oknum TNI yang ketahuan “jajan” atau pun membekingi prostitusi Kalijodo akan ditindak tegas.

“Apa? ‘jajan’, pelanggaran, enggak boleh dong. Ya ditindak,” tegas Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Laksmana kepada wartawan usai menghadiri rapat koordinasi bersama Ahok dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

Teddy juga akan menindak tegas bila ada oknum yang membekingi prostitusi di Kalijodo. “Ya kita tangkap dong, enggak boleh. Ya ditindak,” tegasnya.

Teddy mengungkap, pihaknya mewaspadai setiap kemungkinan tidakan penyelewengan oknum di Kalijodo. Tetapi menurutnya, pihaknya belum pernah menerima ada laporan soal oknum TNI yang membekingi di Kalijodo. “Semua kemungkinan berangggapan ada. Enggak ada [laporan ada beking], tapi kita harus mewaspadai itu semua,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya