SOLOPOS.COM - Ratusan siswa baru di SMKN 1 Sragen mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di Aula SMKN 1 Sragen seusai mengikuti pembukaan MOS se-Kabupaten Sragen oleh Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, di sekolah setempat, Senin (16/7). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Penerimaan siswa baru di madrasah tidak boleh ada perploncoan.

Solopos.com, JAKARTA – Kalender pendidikan tahun ajaran 2016/2017 dimulai. Peserta didik akan kembali belajar di madrasah masing-masing mulai Senin (18/7/2016) hari ini. Para peserta didik baru akan mulai menjalani Masa Taaruf Siswa Madrasah atau yang disebut dengan Matsama.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Matsama dilarang bersifat perploncoan atau tindak kekerasan yang lainnya,” demikian penegasan Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan di Jakarta, Minggu (17/7/2016).

Menurutnya, Matsama merupakan serangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Pengenalan itu meliputi kegiatan rutin madrasah, fasilitas, nilai dan norma yang berlaku, pengenalan organisasi, sistem pembelajaran, serta pengenalan civitas madrasah. Matsama perlu dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa mengenali lingkungan barunya.

“Untuk itu, Matsama harus diisi dengan kegiatan edukatif, tetap mentaati peraturan atau tata tertib, serta menjunjung tinggi norma yang berlaku di madrasah,” tandasnya seperti diberitakan dalam situs Kemenag.go.id, Minggu.

“Matsama wajib berisi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif, dan menyenangkan,” tambahnya. Perencanaan dan penyelenggaran kegiatan Matsama juga menjadi hak guru. Karenanya, pihaknya melarang pelibatan siswa senior (kaka kelas) dan atau alumni sebagai penyelenggara.

Nur Kholis mengaku sudah menerbitkan surat edaran kepada Kanwil Kemenag Provinsi di seluruh Indonesia untuk diteruskan kepada madrasah. Edaran tersebut, lanjut M. Nur Kholis juga mengatur sanksi yang akan diberikan atas pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan, utamanya terkait dengan tindak kekerasan atau perpeloncoan.

Sanksi untuk para siswa diberikan dalam rangka pembinaan, berupa: teguran tertulis dan tindakan lainnya yang bersifat edukatif.

Selain itu, Kepala Kanwil Kemanag Provinsi, Kepala Kankemenag Kab/Kota, atau pengurus yayasan juga dapat memberikan sanksi kepada kepala atau wakil kepala, barupa: teguran tertulis, penundaan atau pengurangan hak, pembebasan tugas, dan atau pemberhentian sementara/tetap dari jabatan.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi atau Kepala Kankemenag Kabupaten/kota juga dapat memberikan sanksi kepada madrasah berupa pemberhentian bantuan dari Pemerintah.

Nur Kholis menegaskan surat edaran ini diterbitkan untuk memastikan Matsama berlangsung sesuai aturan, berisi kegiatan edukatif yang bermanfaat bagi peserta didik, dan jauh dari tindak kekerasan.

“Masa taaruf siswa madrasah harus zero kekerasan dan kemubadziran,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya