SOLOPOS.COM - Logo UMS (Dok)

Penerimaan mahasiswa baru, anggota satpam Universitas Muhammadiyah Surakarta menangkap 1 orang yang diduga sebagai joki.

Solopos.com, SUKOHARJO–Anggota Satpam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menangkap salah seorang warga Kendari, Muhammad Sulhan Lapongi MM alias Didin, 48, yang diduga jaringan sindikat joki masuk perguruan tinggi lintas provinsi. Selain itu, petugas juga mengamankan ibu dan anak warga Jl. Sukun Raya, Banyumanik, Semarang, Suranah, 51, dan anaknya Sesario Dermawan Hurafah alias Sesar, 18, pengguna jasa jaringan Didin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jika Sulhan ditahan, Sesar dan Suranah sebagai saksinya,” papar Komandan Satpam UMS, Maryadi seperti dituturkan Pejabat Humas UMS, Anam Sutopo dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Minggu (14/2/2016).

Menurut dia, Program Studi (Prodi) Kedokteran UMS menjadi salah satu program yang menjadi incaran mereka yang ingin masuk perguruan tinggi. Sebab sebelumnya yaitu pada awal Januari UMS juga membekuk dua tersangka joki yaitu Lallal Hujal Mubarok, 22, warga Tulungagung dan rekannya, Rizky Indarto, 20, warga Gondokusumo, Jogjakarta.

Lebih lanjut Anam mengatakan aksi komplotan Didin, terbilang sangat rapi. Bahkan ada upaya membuatkan identitas palsu atas nama Sesar, untuk memuluskan dokumen saat tes.

Namun upaya itu dapat digagalkan petugas registrasi UMS, yang curiga melihat perbedaan foto antara pelaku dengan Sesar asli. Orang yang menjadi joki yang diduga berinisial K, hingga kemarin masih dicari polisi.

“Ada nilai transaksi Rp340 juta antara orang tua Sesar dengan pelaku Didin. Ada joki yang melakukan tes masuk. Setelah lolos tes, dua pekan kemudian Didin dan Sesar, datang ke UMS untuk registrasi. Saat itulah, petugas kami dapat membongkar aksi kejahatan ini,” jelas dia.

Dalam pengakuannya di Kantor Satpam, Didin yang memiliki gelar master ini mengungkapkan dia tidak bekerja sendirian, tapi berempat. Sudah tiga kali mereka melakukan aksinya. Dua kali di UMY, Yogyakarta dan sekali di UMS.

Sasarannya adalah program favorit, kedokteran umum. “Perjokian ini sudah ada peran masing-masing. Ada yang mencari sasaran, ada yang menjadi joki dan ada pula yang menguruskan administrasi,” papar dia.

Sementara Suranah menjelaskan dirinya ditawari orang yang mengaku berinisial K, tentang peluang masuk fakultas Kedokteran UMS tanpa tes untuk anaknya, Sesar. Hanya syaratnya dia harus menyediakan uang tunai Rp340 juta, setelah anaknya diterima.

“Anak saya memang ingin menjadi dokter, sudah berulang kali ikut tes masuk kedokteran tapi selalu gagal. Terus, tiba-tiba ada orang yang menawarkan jasa bisa memasukkan anak saya ke kedokteran UMS, tanpa tes. Tawaran itu saya terima. Dari jumlah yang mereka minta, sudah kami bayarkan Rp140 juta,” ungkap dia.

Anam menjelaskan Suranah mengaku tak tahu jika prosesnya ternyata menggunakan jasa joki. Terkait kasus ini dia menegaskan akan meneruskannya ke pihak berwajib hingga tuntas.

Sebab UMS berkomitmen untuk selalu menjaga mutu lulusannya. “Aksi joki ini, sudah masuk kategori kriminal. Karena itu, perkara ini kami teruskan ke polisi hingga sidang pengadilan,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya