SOLOPOS.COM - Petugas Bank BNI Wonogiri (kiri) menyerahkan bantuan PKH kepada KPM di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Juni 2017. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Bantuan PKH diberikan untuk warga kurang mampu.

Solopos.com, WONOGIRI — Keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) 2018 di Wonogiri naik 16.894 keluarga dibanding 2017. Tahun ini KPM bantuan PKH Wonogiri tercatat 42.512 keluarga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koordinator PKH Wonogiri, Agus Suratno, saat dihubungi, Jumat (5/1/2018), menyampaikan tahun ini PKH bertambah signifikan. Sebelumnya Kementerian Sosial (Kemensos) mengirim data awal tambahan PKH.

Pada tahap I Kemensos mengirim data tambahan calon KPM sebanyak 14.420 keluarga. Selanjutnya data tersebut divalidasi oleh para pendamping PKH. Berdasar hasil validasi terdapat 7.778 keluarga yang berhak menjadi KPM. Selebihnya, yakni 6.642 keluarga tidak lolos validasi.

Pada tahap II Kemensos mengirim data tambahan calon KPM sebanyak 19.727 keluarga untuk divalidasi. Setelah divalidasi terdapat 9.116 keluarga yang berhak menjadi KPM. Sebanyak 10.611 keluarga tidak lolos validasi.

Dari dua tahap validasi tersebut diketahui ada 16.894 keluarga baru yang akan menerima bantuan PKH tahun ini. Pada sisi lain, KPM tahun lalu tercatat 25.618 keluarga. “Jadi, total KPM tahun ini 42.512 keluarga,” kata Agus.

Saat disinggung nilai bantuan PKH yang akan diterima para KPM tahun ini, Agus belum mengetahui karena Kemensos belum memberi informasi lebih lanjut. Becermin dari tahun lalu, nilai bantuan PKH untuk masing-masing KPM sama dengan 2016, perbedaannya hanya pada komponen.

Tahun lalu ada tambahan dua komponen KPM, yakni orang berusia lebih dari 70 tahun dan penyandang disabilitas dengan kategori berat atau bisa hidup hanya dengan bantuan. Sedangkan pada 2016 dan sebelumnya komponen hanya berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan.

Informasi yang dihimpun , nilai bantuan PKH untuk komponen pendidikan dan kesehatan, yakni maksimal Rp1.890.000. Komponen pendidikan dan kesehatan terdiri atas ibu hamil, anak bawah usia lima tahun (balita), anak prasekolah, anak SD, anak SMP, dan anak SMA atau sederajat. Komponen sosial yang terdiri atas orang lanjut usia (lansia) dan difabel berat maksimal senilai Rp2 juta.

“Penyaluran bantuan 2018 masih menunggu validasi rampung. Saat ini kami masih memvalidasi KPM 2017 untuk memastikan mereka tetap menjalankan komitmen. Misalnya, ibu hamil. Setelah menerima bantuan ibu hamil harus rutin memeriksakan kandungan. Kalau ternyata tidak pernah memeriksakan kehamilan bisa dicoret. Begitu pula anak yang sekolah,” ucap Agus.

Terpisah, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Bagus Sudarsono, mengatakan warung gotong royong elektronik (e-warong) tahun ini kemungkinan belum dapat direalisasikan.

Berdasar surat edaran Kemensos, realisasi di Wonogiri belum siap. Padahal, sebenarnya Wonogiri sudah siap merealisasikan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyuplai beras. Selain itu sudah ada pembicaraan mengenai sewa tempat di rumah KPM atau pendamping.

“Walau kami sudah siap, tapi kalau Kemensos belum memberi dana dan alat-alat pendukung lainnya, e-warong belum bisa direalisasikan. Kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kemensos,” kata dia mewakili Kepala Dinsos, Suwartono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya