SOLOPOS.COM - Bandara Adi Soemarmo (Burhan AN/JIBI/Solopos)

Rute penerbangan Medan dan Jayapura paling dinanti.

Solopos.com, SOLO—Survei PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo kepada pengguna jasa penerbangan di Soloraya menyebutkan masyarakat Solo dan sekitarnya menginginkan ada rute penerbangan langsung Solo-Medan dan Solo-Jayapura.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

General Manager PT AP I Bandara Adi Soemarmo Solo, Abdullah Usman, memaparkan hasil survei terhadap 300 responden (85% di antaranya pernah menggunakan jasa Bandara Adi Soemarmo Solo) kepada stakeholders pariwisata dan komunitas bandara saat Collaborative Destination Development Soloraya 2018 yang diselenggarakan di Hotel Alila Solo, Selasa (27/2/2018).

Berdasarkan survei tersebut, 25,3% responden menginginkan ada rute langsung dari Solo ke Medan, sedangkan ke Jayapura sebanyak 23%. Setelah Medan dan Jayapura, permintaan ke Pekanbaru dan Manado juga cukup tinggi, masing-masing 17% dan 16,3%. Rute-rute baru itu, oleh 37% responden, diharapkan dibuka pada jam penerbangan pagi antara pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB .

“Ini sesuai visi kami untuk menarik maskapai agar mau buka rute itu, sayangnya sampai saat ini belum ada yang berminat ke sana,” kata Usman, Selasa.

Usman mendorong Sriwijaya Air yang beberapa waktu lalu menutup rute Makassar bisa beroperasional lagi dengan memperpanjang rutenya sampai Jayapura.

Di luar hasil survei, Usman juga menyebut permintaan rute Solo ke Jakarta juga masih tinggi.

“Suplai masih bisa dibilang terbatas sehingga saat akhir pekan atau peak season, harga tiket Solo-Jakarta atau sebaliknya bisa mencapai lebih dari Rp2 juta,” imbuh dia. (baca juga: Tingkatkan Pelayanan Bandara Adi Soemarmo, Angkasa Pura I Sebar Kuisioner)

Dari 300 responden, 31% di antaranya memanfaatkan jasa penerbangan dari Bandara Adi Soemarmo Solo untuk kebutuhan berlibur dan 28% untuk kepentingan bisnis.

Data ini bisa menjadi masukan stakeholders bahwa keberadaan Bandara Adi Soemarmo bukan hanya untuk kepentingan pengembangan pariwisata melainkan sebagai pendukung aktivitas ekonomi lainnya.

Hasil survei lainnya yang juga cukup menarik adalah 52% responden menginginkan akses moda transportasi berupa kereta untuk bisa ke bandara. Dari survei itu pula, orang yang ke bandara menggunakan kendaraan pribadi lebih banyak ketimbang yang memakai angkutan umum dan taksi.

“Infrastruktur kereta bandara tahun ini dibangun. Tampaknya pembangunan infrastruktur ini akan jadi pemantik Bandara Solo bisa jadi pintu utama orang untuk keluar masuk Jateng dan Jogja,” kata Usman.

Belum maksimalnya fasilitas layanan perbankan di Bandara Adi Soemarmo membuat 55,3% responden menginginkan manajemen PT AP I menambah fasilitas tersebut.

“Memang saat ini baru hanya satu ATM di bandara, hanya BRI. Kami ingin ke depan akan lebih banyak bank yang buka ATM khususnya untuk setor tunai. Fasilitas ini akan mempermudah kalangan pebisnis,” urai dia.

Sebanyak 20,3% responden juga berharap bandara melayani jasa pengepakan yang saat ini belum tersedia. Selain itu ada juga responden yang menginginkan ada fasilitas tempat bermain anak agar tidak bosan saat menunggu pesawat.

“Memang dengan kondisi jalan yang sering macet, calon penumpang pesawat lebih memilih menunggu lama di bandara, daripada terkena macet malah ketinggalan pesawat. Tempat bermain anak ini ide cukup bagus, sebenarnya sudah ada, tapi tempatnya sangat kecil jadi mungkin tidak banyak diketahui,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu poin penting CDD Soloraya 2018 kemarin menyebut industri pariwisata saat ini berharap pada pihak swasta, komunitas-komunitas kreatif, dan biro perjalanan pariwisata yang konsisten untuk membuat paket wisata kreatif dan mampu mendatangkan orang ke Solo.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Suwarno, berharap industri maskapai berkolaborasi dengan hotel memasarkan event pariwisata Solo.

Station Head Airasia Solo, Rudianto, mengatakan maskapai sedianya membutuhkan dukungan dari pemerintah kota atau daerah salah satunya dalam bentuk promosi.

Airasia yang resmi menutup rute Solo-Kuala Lumpur (KL), Januari lalu, mulai khawatir pamor Solo sebagai kota tujuan wisata meredup saat orang luar negeri mulai mengenal daerah lain selain Solo. Salah satu permasalahan yang menyebabkan Bandara Adi Soemarmo Solo kurang diminati pengguna jasa adalah akses yang kurang memadai.

“Penumpang Solo-KL itu banyak wisatawan dan TKI. TKI bukan hanya Solo tapi juga Pati, Jepara, Klaten, dan sekitarnya. Saat Jogja buka rute ke KL, penumpang dari Solo lama kelamaan berkurang, ternyata kendalanya adalah akses,” kata Rudianto.

Direktur Pelayanan dan Pemasaran PT AP I, Devy W.Suradji, optimistis Solo akan jadi pintu utama masuk Jateng.

“Kami baru saja bertemu dengan manajemen Lion Air, mereka masih menaruh harapan besar kepada Solo, bukan hanya untuk penambahan rute domestik tapi juga internasional,” ungkap dia.

Pada 2016 Lion Air pernah membuka penerbangan dari Solo langsung ke beberapa daerah, seperti Surabaya, Palangkaraya, Tarakan, Lombok, Denpasar, Makassar, dan sebagainya. Namun, sebagian harus tutup pada pertengahan tahun lalu.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya