SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &ndash; </strong>Untuk kali pertama TNI Angkatan Darat mendidik anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) menjadi penerbang. Tiga anggota Kowad yang tengah dididik sebagai penerbang itu dipertemukan dengan awak media massa di Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Pusdik Penerbad) Semarang, Jawa Tengah, Jumat (20/7/2018).</p><p>Mereka adalah Letda Cpn. (K) Feny Avisha, 23, asal Jakarta, Letda Cpn. Tri Ramadhani, 22, asal Lahat dan Letda Cpn. Puspita Ladiba, 23, asal Medan. Komandan Pusdik Penerbad Kolonel Cpn. Catur Puji Santoso mengatakan ini merupakan sebagai bentuk kesetaraan gender.</p><p><img src="http://img.bisnis.com/uploads/images/teruni_5b5605b8e1e51.jpg" alt="" /></p><p>Taruni Angkatan Darat, kata dia, juga memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri menjadi penerbang pesawat-pesawat milik TNI AD. Perekrutan tiga taruni sebagai penerbang TNI AD, diakui Catur sebagai yang pertama kali dilakukan. "Kalau wanita itu memiliki kemampuan militan dan taktisnya bagus kenapa tidak. Kita butuhkan itu. Taruni lebih teliti, lebih detail, dan lebih bersabar," nilai Catur.</p><p>Ketika teruni penerbang ditemui wartawab saat siap latihan terbang menggunakan heli berukuran kecil berwarna oranye yang dikhususkan bagi para calon penerbang. Para calon pilot itu adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) Tahun 2017.</p><p>Seusai menjalani proses latihan, ketiga wanita itu menyempatkan diri untuk berbagi kisah kepada awak media ihwal ketertarikannya terhadap dunia penerbangan, meski itu merupakan sebuah pekerjaan yang identik dilakukan oleh kaum laki-laki.</p><p>"Jadi, <em>mindset</em> saya, saya harus bisa. Mati, rezeki, istilahnya maut segala macam itu bala pasti sudah ada," kata Tri Ramadhani dengan nada meyakinkan seraya menyeka keringat di wajahnya sebagaimana dilaporkan <em>Okezone.com</em>, Sabtu (21/7/2018).</p><p>Wanita yang karib disapa Rani itu mengisahkan kendalanya saat mengawaki cupang besi itu. Awalnya, ia cukup gemetaran kala pertama kali mengawaki helikopter. Akibat kepanikannya itu, membuat pesawat tak stabil. Kejadian itu ia alami selama 10 jam penerbangan.</p><p>"Jadi, kayak ngamuk sendiri pesawatnya," kata Rani.</p><p>Sementara itu, Letda Cpn (K) Feny Avisha, 23, mengutarakan kepanikan itu hilang ketika telah memikiki jam terbang hingga 14 jam. Saat percaya diri sudah mulai meningkat, ia pun memberanikan diri untuk menerbangkan helikopter tanpa ditemani seorang instruktur.</p><p>"Terus ada <em>solo flight</em> itu terbang sendiri. Dengan adanya terbang sendiri membuat kita <em>pede</em> [percaya diri] terbang," bebernya.</p><p>Sedangkan, Letda Cpn. (K) Puspita Ladiba menjelaskan dirinya memiliki kebanggaan sebagai calon penerbang Angkatan Darat. Sebab, ini akan menjadi sejarah di matra darat tersebut. "Selain kebanggaan, juga sebagai tantangan agar kami dapat menjadi contoh bagi adik-adik Kowad kami nantinya," harapnya.</p><p><a href="http://semarang.solopos.com/"><strong><em>KLIK</em></strong></a><em><strong> dan </strong></em><a href="https://www.facebook.com/SemarangPos"><strong><em>LIKE</em></strong></a><em><strong> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya