SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO--Sejumlah warga Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo mengeluh lantaran alat penerangan jalan umum (PJU) di Jl. Tentara Pelajar minim. Warga khawatir kondisi jalan yang gelap mengakibatkan supir sulit mengemudikan kendaraan mereka.

Seorang warga RT 003/RW 027 Jebres, Manurung, 45, mengaku pernah menyaksikan sejumlah kendaraan menabrak batas jalan di wilayah Taman Sekartaji tersebut saat malam hari. Meski kondisi kendaraan tidak parah, salah satu bagian fasilitas jalan menjadi rusak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejak tahun kemarin saya melihat dua kendaraan nyenggol pembatas Jl. Tentara Pelajar di samping kiri. Saya mengira kejadian itu lantaran penerangan sekdikit. Kendaraan melintas hingga tepi jalan dan menabrak pembatas,” kata Manurung saat dijumpai solopos.com di sekitar Jl. Tentara Pelajar, Minggu (20/7) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Manurung mengatakan  pembatas yang rusak mengakibatkan kondisi jalan lebih berbahaya. Kendaraan bisa terjun ke bagian Taman Sekartaji lantaran pembatasa jalan rusak.

“Efek dari PJU memang panjang. Warga dan pengendara mengakhawatirkan kecelakaan. Kami jelas membutuhkan penerangan lebih banyak di sepanjang jalan. Selain untuk mengurangi kecelakaan, PJU di Jl. Tentara pelajar membantu penerangan di bagian taman Sekartaji. Apabila gelap, warga khawatir tman digunkan untuk mesum,” ujar Manurung.

Pantauan solopos.com Minggu malam, selain di Jl. Tentara Pelajar, penerangan minim terjadi di tiga ruas jalan lain yakni, Jl. Ahmad Yani, Jl. Kol. Soetarto, dan Jl. Ir. Juanda. Sebagian besar penerangan hanya berada di salah satu sisi jalan.

Seorang warga RT 004/RW 027 Jebres, Andreas Sujiman mengatakan kondisi gelap jalan juga dikarenakan PJU tertutup dahan pohon. Suasana jalan menjadi remang-remang.

“Jika siang memang tidak terlalu kelihatan bermasalah PJU di jalan. Namun, saat saya keluar malam di sepanjang Jl. Kol. Soetarto, terutama dari arah Polsek Jebres hingga kampus UNS, sebagian besar PJU tertutup daun di pohon,” imbuh Andreas.

Andreas mengatakan masalah PJU berada pada satu jalur jalan. “Maksudnya satu jalur yakni bisa dilihat masalah PJU bermula dari Jl. Ahmad yani atau belakang Balekambang sampai muter jalan ke Jurug atau Jl. Ir. Juanda. Sebagian besar PJU hanya berada di satu sisi jalan dan tertutup pohoh,” kata laki-laki paruh baya itu.

Menanggapi solusi atas jumlah PJU yang minim, lanjut Andreas, warga tidak bisa berbuat banyak tindakan selain membuat jaringan lampu di jalan dengan seadanya. “Bagi warga yang memiliki rumah di tepi jalan bisa saja memasang lampu di luar rumah. Namun, khusus untuk penyediaan PJU, Pemkot Solo dapat menambah jumlah PJU. Biaya untuk menyediakan PJU tidak terjangkau oleh warga. Selain itu Pemkot juga memperhatikan PJU yang tertutup pohon-pohon. Penanganan dengan segera bisa sangat bermanfaat lantaran saat ini sudah mendekati musim lebaran. Banyak kendaraan melintasi Solo,” ujar Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya