SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan ular piton yang berhasil ditangkap di Dusun Keras, RT 011, Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Sragen, Kamis (3/3/2016). (M Hodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penemuan ular Sragen menggegerkan warga Tangen.

Solopos.com, SRAGEN — Temuan ular piton sepanjang sekitar 2,5 meter menggegerkan warga Dusun Keras, RT 011, Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Sragen, Rabu (2/3/2016) malam. Hingga Kamis (3/3/2016) siang, ular piton itu masih menjadi tontonan warga sekitar. Si piton juga menjadi objek selfie.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ular piton itu ditangkap Warjo, 55, warga Dusun Keras, Desa Galeh, Tangen, dan Sukarno, 53, warga Jomblang, Bago, Kradenan, Grobogan pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Keberadaan ular itu kali pertama diketahui oleh sopir truk, Mulyanto, ketika ingin melintasi jalan di perbatasan Kabupaten Sragen dan Grobogan.

Mulyanto menghentikan laju truknya setelah melihat ular yang melintang di permukaan jalan itu. Dia lantas turun dari truk dan memberi tahu keberadaan ular itu kepada warga sekitar.

Warjo dan Sukarno yang kebetulan sedang nongkrong mendatangi lokasi. Keduanya memberanikan diri untuk menangkap ular piton itu hidup-hidup. Dengan bantuan nyala lampu sepeda motor, keduanya tidak butuh lama untuk menangkap ular itu.

Setelah ditangkap, ular itu dimasukkan kandang oleh keduanya. Temuan ular itu sempat menggegerkan warga sekitar. Warga mulai dari anak-anak hingga dewasa berdatangan ke rumah Warjo untuk menyaksikan ular itu.

Warga yang datang juga memberanikan diri untuk memegang dan mengangkat ular itu sambil mengabadikan kesempatan itu melalui kamera ponsel.

”Rencananya ular itu akan saya pelihara sendiri. Sebenarnya sudah ada beberapa warga yang ingin membelinya. Tapi saya khawatir ular itu akan dibunuh lalu dagingnya dikonsumsi. Daripada dibunuh, lebih baik saya pelihara,” kata Warjo kepada Solopos.com.

Sri Wahono, 50, warga Katelan, Tangen, yang ikut menyaksikan ular itu menduga hewan reptil itu sedang mencari makanan di permukiman penduduk. Menurutnya, ular itu keluar dari hutan lantaran kesulitan mendapatkan makanan karena hilangnya keseimbangan ekosistem akibat banyaknya pohon yang ditebang.

”Karena dia lapar, dia berusaha mencari makanan. Ular itu terlihat lapar karena begitu mudah ditangkap. Dia bergerak lambat untuk menyeberangi jalan,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya