SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SUKOHARJO-–Polres Sukoharjo mengaku kesulitan mengungkap identitas mayat laki-laki tanpa identitas yang diduga menjadi korban pengeroyokan di Gembongan Kartasura, Selasa (16/9/2014).
Karena selain di tempat kejadian tak ditemukan kartu identitas korban, polisi juga belum menerima laporan kehilangan keluarga dari masyarakat.

“Belum ada warga yang lapor kehilangan sanak keluarganya ke Polres Sukoharjo. Karena itu kami berharap jika dimuat di media masa ada keluarga uang mengetahuinya,” ujar Kasubag Humas Polres Sukoharjo, AKP Joko Sugiyanto mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (18/9/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diwartakan dalam harian ini sebelumnya, seorang laki-laki berusia kira-kira 30 tahun yang diduga akan mencuri sendal jepit di daerah Tegalsari, Pabelan, Kartasura babak belur dihajar tiga pemuda pada Selasa dini hari.

Setelah itu korban diboncengkan sepeda motor diletakkan di halte bus Batik Solo Trans di Jl. A Yani, kawasan Gembongan.

Korban baru diketahui meninggal setelah pada pagi hari dia ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan. Karena itu warga yang tak menemukan identitas di tempat kejadian, melaporkan temuan itu ke polisi.

Ciri-Ciri Korban

Lebih lanjut Joko mengatakan saat jenazah korban Masih disimpan di Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo. Karena itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya, segera menghubungi kepolisian.

Dia mejelaskan ciri-ciri korban antar lain berusia kurang lebih 30 tahun, kulit hitam, rambut pendek, berjenggot, mengenakan celana jins dengan tinggi badan 160 sentimeter.

Selain itu, korban mengenakan kaus merah bertuliskan “PT RAJAA Tunggal, Boyolali, Indonesia.

Menurut Joko, semula polisi mengira mayat itu adalah korban kecelakaan tabrak lari. Tapi setelah diperiksa lebih lanjut polisi mendapati kejanggalan dan akhirnya menangkap dua pelaku yang diduga menganiaya korban berinisial Ad, 18, dan An, 19.

Ditanya soal pengejaran salah satu tersangka berinisial AA, 16, yang ditetapkan masuk daftar pencarian orang (DPO), Joko mengaku menyatakan belum menemukannya. Joko mengatakan AA yang diduga sebagtai otak insiden pengeroyokan saat ini masih bersembunyi karena ketakutan.

Diharapkan dalam waktu dekat ini AA menyerahkan diri ke polisi untuk dimintai keterangan. “Mungkin saja dia saat ini masih ketakutan, kalau benar ketakutan mungkin orangtuanya bisa mengantarkan anaknya ke polisi,” tegas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya