Penemuan mayat Sragen di Tanon pada Rabu (20/7/2016) kemarin sempat menghebohkan warga.
Solopos.com, SRAGEN – Warga RT 012 Dusun Gawan, Desa Gawan, Tanon, Sragen, Rabu (20/7/2016) pagi, digegerkan dengan penemuan mayat yang merupakan penduduk setempat di pekarangan rumah yang ditinggalinya.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Tim dokter forensik dari RSUD dr. Moewardi Solo tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh jasad pria yang ditemukan di Dusun/Desa Gawan, Tanon, Sragen.
”Kebetulan pada Senin [18/7/2016], dia membutuhkan uang untuk biaya pendidikan anaknya yang mau sekolah. Pada Minggu [17/7/2016], dia sempat ribut sama istrinya karena tidak punya uang untuk membeli gas elpiji,” terang Warli Saputro, 50, tokoh masyarakat desa setempat kala ditemui wartawan di rumahnya, Kamis.
Warga sekitar sudah mengetahui Heru memiliki hobi bermain judi. Biasanya dia berkeliling dari satu desa ke desa lain guna mendatangi keramaian warga saat ada pesta hajatan untuk bermain judi jenis kartu. Hobi bermain judi itu sudah digandrungi Heru sejak sebelum menikah. Penghasilannya sebagai dukun pijat juga banyak dihabiskan di arena judi. Bukannya untung didapat, utang Heru justru menumpuk di mana-mana.
”Saya sudah cek ke Pasar Gawan, Heru itu meninggalkan utang di tiga warung makan. Pada Senin [18/7/2016] sepeda motor pinjaman dia harus ada di rumah. Pemiliknya ingin memastikan kalau sepeda motor itu tidak digadaikan. Dulu sepeda motor itu dalam kondisi rusak. Pemiliknya lalu membolehkan kendaraan itu dipakai Heru setelah selesai diperbaiki di bengkel,” jelas Warli.
Warga sekitar juga kerap mendengar adanya keributan kecil dari dalam rumah yang ditinggali Heru bersama istri dan anaknya. Keributan itu biasanya dipicu hal sepele seperti tidak adanya uang untuk jajan anak atau keperluan dapur. Karena masalah itu, kepada teman-temannya, Heru beberapa kali melontarkan niatnya untuk bunuh diri.
Meski demikian, teman-temannya tidak menganggap serius omongan Heru tersebut.
”Impitan ekonomi itu mungkin membuat Heru depresi. Ditambah lagi, dia punya penyakit ayan yang tak kunjung sembuh. Terakhir, penyakit itu kambuh dua pekan lalu,” papar Warli.
Warli memastikan pisau yang tergeletak di dekat jasad Heru tidak berbau amis. Pisau itu kemungkinan tidak digunakan Heru untuk melukai dia sendiri. Dia menduga Heru berniat bunuh diri dengan cara membakar diri. Lokasi pembakaran itu dilakukan di atas septic tank belakang rumah. Diduga dia sengaja menyiramkan bensin sebelum membakar diri. Kobaran api diperkirakan cukup besar lantaran mampu membakar daun pepohonan di sekitarnya.
”Sebenarnya ada warga sekitar yang sempat mendengar suara rintihan seperti orang minta tolong pada Minggu malam. Namun, suaranya tidak begitu jelas. Warga mengira itu hanya suara kambing,” terang Warli.