SOLOPOS.COM - Tim Identifikasi Polres Bantul tengah melakukan evakuasi jenasah yang ditemukan di Kos Syaelendra, Dusun Salakan, Desa Bangunharjo, Sewon, Selasa (28/2/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Penemuan mayat Bantul terjadi di sebuah rumah kos

Harianjogja.com, SEWON--Penghuni kos Syaelendra yang berlokasi di Perumahan Perwita Regency Jalan Komet 8 Dusun Salakan Desa Bangunharjo Sewon geger.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Berawal dari Dwi Anggoro, salah satu penghuni kos itu yang mencurigai bau menyengat dari salah satu kamar kos. Ketika itu, dirinya hendak memasuki kamarnya yang berjarak sekitar 10 meter dari kamar tersebut.

“Waktu mau masuk kamar, saya curiga dengan kamar itu. Baunya minta ampun. Waktu saya cek ternyata benar, kondisinya terkunci, ada darah kering di bawah pintu,” terangnya saat ditemui di lokasi, Selasa (28/2/2017).

Ketakutan, Dwi pun memanggil semua penghuni kos dan beberapa warga sekitar. Barulah, setelah petugas Polsek Sewon dan Tim Identifikasi Polres Bantul datang, pintu kamar itu pun dibuka paksa.

Ternyata korban adalah Maryono, 55, warga Dusun Sindet Desa Trimulyo, Jetis. Kakek yang sudah mengabdi kepada keluarga pemilik kos selama kurang lebih 5 tahun itu ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.

Dalam kondisi tertelungkup, tubuhnya sudah tampak membusuk. Bahkan dari tubuhnya tampak darah kering yang sebelumnya mengalir hingga ke bawah pintu. “Saya langsung panggil semua kawan kos dan warga. Lalu mereka panggil polisi,” papar Dwi.

Sementara Riandi, penghuni lainnya menjelaskan, dirinya terakhir berinteraksi dengan korban, Sabtu (25/2/2017) pagi lalu. Kendati tak bertatap muka, namun ia yakin sosok yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah korban.

“Biasanya Pak Dhe [sapaan akrab korban] memang mengetuk pintu kamar anak kos untuk menagih uang kos. Tapi saat itu saya masih tidur,” kisah Riandi.

Barulah setelah siang harinya ia sadar. Saat kembali ia mendapati sepeda kayuh milik korban masih tergeletak di depan teras depan kos. “Tapi kok Pak Dhe tidak kelihatan sampai malam, akhirnya sepeda itu kami masukkan ke garasi kos,” imbuhnya.

Ia menambahkan, selama bekerja sebagai penjaga kos, korban yang sehari-harinya juga bekerja sebagai pengayuh becak itu memang nyaris tak pernah menginap di kos tersebut. Kedatangannya pun tak terjadwal pasti.

“Makanya, kami sama sekali tak berpikir kalau Pak Dhe menginap di kos. Kamar yang terkunci itu biasanya cuma dipakai istirahat saja,” terang Riandi.

Terkait hal itu, Kapolsek Sewon Kompol Iman Santoso mengaku belum tahu pasti penyebab kematian korban. Saat ini korban tengah menjalani proses otopsi di RSUP Dr Sardjito. Bahkan termasuk asal usul darah di sekitar jasad korban itu pun, Iman belum bisa memastikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya