SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean (kanan) menunjukkan dua pasangan remaja yang terlibat pembunuhan bayi saat gelar perkara di Mapolres Wonogiri, Kamis (11/6/2015). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Penemuan bayi Wonogiri di kuburan Jatisrono akhirnya diungkap. Polisi menangkap pembuang bayi yang tak lain orangtuanya sendiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Polisi menetapkan ibu bayi berisinial RP sebagai tersangka pembunuhan bayi laki-laki yang ditemukan di area perkuburan Kambu, Rejosari, Jatisrono, Wonogiri. RP, ibu muda itu masih berusia 19 tahun.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lulusan SMA tahun itu mengaku menghabisi bayinya karena takut dimarahi dan malu. Bayi tersebut merupakan hasil hubungan dengan Supriyanto, 26, warga Jatrisono.

Mayat bayi jenis kelamin laki-laki ditemukan di permakaman umum Dusun Kambu, Desa Rejosari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Senin (8/6/2015). Mayat bayi ditemukan pengunjung makam, Dariyo, 45, warga Dusun Kambu, Desa Rejosari, Kecamatan Jatisrono yang nyekar di tempat itu,  sekitar pukul 16.00 WIB. Saat ditemukan kondisi mayat bayi sudah membusuk setengah terpendam.

Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean didampingi Kasatreskrim AKP David Manurung, Kasubbag Humas PolresWonogiri, AKP Kukuh Wiyono dan Pasiwas Provos, Ipda Supardi, Kamis (11/6/2015) memberikan keterangan pers mengenai kasus tersebut di Mapolres Wonogiri.

Kapolres mengatakan, baju, kaus dan pembalut dipergunakan tersangka untuk membekam bayi agar tidak menangis dan membersihkan darah. “Tersangka R P dan Supri ditangkap, Rabu malam di rumah masing-masing.”

Kapolsek Jatisrono, AKP Sali kepada Solopos.com mengatakan, pengungkapan tersangka penguburan mayat bagi berjenis kelamin laki-laki berlangsung tiga hari sejak ditemukan Senin lusa.

Berdasarkan penuturan RP, bayi laki-laki itu hanya menghirup udara bebas sekitar 10 menit. Dia mengaku membekam hidung hingga sang bayi meninggal dunia. RP bercerita, bayi kandungnya dikubur bersama neneknya berinisial G, 80.

Penguburan dilakukan pada 5 Juni sekitar pukul 04.30 WIB. RP mengaku nekat membunuh bayinya karena takut dimarahi orangtua dan malu terhadap tetangga. Bayi tersebut baru ditemukan tiga hari kemudian dalam kondisi membusuk, dipenuhi belatung dan setengah terpendam.

“Orangtua berada di Jakarta dan saya takut dimarahi. Saat bayi lahir langsung dibekam agar tangis bayi tidak terdengar. Saya cemas dengan tetangga,” ujarnya.

Supriyanto menyatakan bertanggungjawab terhadap kehamilan pacarnya itu. Supri mengatakan tak diberitahu jika RP akan melahirkan anak hasil hubungan gelapnya. Supriyanto bercerita dirinya sempat meninggalkan RP untuk mencari pekerjaan ke Kalimantan namun pulang lagi ke Jatisrono. “Saya belum melamar RP.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya