SOLOPOS.COM - Batu relief yang ditemukan Untoro di RT 04 RW 02, Dusun Pulerejo, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Rabu (17/9/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) pekan ini mulai melakukan penelitian temuan batu yang bermotif perwajahan kala (raksasa). Batu yang menarik perhatian masyarakat itu akan menambah koleksi BPCB.

Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB DIY, Wahyu Astuti menjelaskan saat ini batu tersebut sudah dibawa ke Unit Prambanan. Proses evakuasi dari lokasi temuan pada pekan lalu berjalan mulus. Dipastikan benda cagar budaya itu masih sesuai dengan temuan awal dan tidak ada kerusakan. Pekan ini, lanjutnya, tim dari BPCB yang terdiri dari arkeolog akan melakukan penelitian terhadap temuan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Besok akan mulai diteliti oleh tim kami,” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (21/9/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menambahkan tujuan penelitian untuk menghasilkan data sejarah yang terkandung di batu tersebut. Karena itu hingga saat ini pihaknya belum mengetahui keterkaitan temuan itu dengan candi-candi lainnya. Kendati demikian kemungkinan besar temuan itu merupakan ambang pintu candi. Karena pada tiap candi biasanya ada sejenis gerbang pintu masuk. Temuan itu sangat dimungkinkan separuh hiasan bagian atas gerbang candi.

“Mungkin bisa termasuk kategori Hindu atau bisa juga Buddha masih dalam penelitian. Nanti akan dicocokkan. Di bagian belakang ada dua lubang slotnya, itu ada cocokannya mungkin,” ungkap dia.

Wahyu menegaskan temuan itu tidak diperkirakan sebelumnya. Karena meski berdekatan dengan candi sewu, lokasi penemuan tidak menjadi bagian dari pendataan BPCB yang dimungkinkan masih ada benda cagar budaya.

“Itu jauh dari perkiraan kami sebelumnya, jadi murni temuan warga. Termasuk terbaik untuk tahun ini,” imbuhnya.

Sementara itu penemu batu cagar budaya tersebut, Untoro menduga di sekitar kolamnya kemungkinan masih ada jenis bebatuan serupa. Kendati demikian ia tidak berkeinginan untuk mencari lagi.

“Mungkin masih ada ya, karena di sini banyak ditemukan bebatuan serupa tapi belum terukir. Tapi ya tidak mencari, saya cuma kebetulan saja menemukan,” imbuhnya.

Sebelumnya Untoro menemukan batu berukuran panjang 162 sentimeter dengan tinggi 58 sentimeter itu di kolam ikan yang dikelolanya. Batu itu terdeteksi saat ia akan membersihkan sekaligus memperdalam kolam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya