SOLOPOS.COM - Ikan berdarah panas pertama di dunia (Antara.com)

Penemuan baru berupa ikan berdarah panas mengejutkan banyak ilmuwan.

Solopos.com, SOLO – Ilmuwan Amerika Serikat (AS) menemukan opah atau moonfish yang merupakan ikan berdarah hangat pertama yang diketahui mengalirkan darah hangat ke seluruh tubuhnya seperti mamalia dan burung. Penemuan itu dipublikasikan di jurnal Science.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagimana diberitakan Antara dari Live Science, Jumat (15/5/2015), ikan predator besar seperti tuna dan hiu memang bisa menghangatkan otot atau organ-organ mereka selama pengejaran, tapi opah adalah ikan pertama yang ditemukan menjaga seluruh tubuhnya, termasuk jantung dan otak, lebih hangat dari lingkungan tempat tinggalnya.

Opah, yang besarnya bisa tumbuh hingga seukuran ban mobil, hidup di berbagai laut dunia, tinggal di kedalaman ratusan kaki di bawah permukaan air yang dingin, dalam perairan yang remang-remang.

Pelacakan satelit menunjukkan opah menghabiskan sebagian besar waktunya di kedalaman 150 sampai 1.300 kaki tanpa muncul ke permukaan secara teratur.

Kepak sirip dada opah yang konstan menghangatkan tubuhnya, mempercepat metabolisme, gerakan dan waktu reaksinya.

Dengan menempelkan pemantau suhu ke opah yang ditangkap dalam survei di West Coast, Amerika Serikat, para peneliti mengetahui rata-rata suhu ototnya adalah lima derajat celsius di atas air di sekelilingnya ketika berenang di kedalaman sekitar 45 sampai 300 meter di bawah permukaan air.

Ikan yang biasanya mendiami kedalaman yang dingin cenderung lamban, menyimpan energi dengan menyergap mangsa ketimbang mengejarnya.

Berdarah hangat membuat opah menjadi predator dengan performa tinggi yang berenang dan bereaksi lebih cepat serta melihat lebih tajam, kata penulis utama hasil studi itu, Nicholas Wegner dari Southwest Fisheries Science Center National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) di La Jolla, California.

“Karena bisa menghangatkan tubuhnya, ikan ini menjadi predator yang sangat aktif yang mengejar gesit seperti cumi-cumi dan bisa bermigrasi dalam jarak jauh,” kata Wegner dalam siaran publik NOAA Fisheries West Coast Region di EurekAlert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya