SOLOPOS.COM - Super Jupiter (Youtube)

Penemuan baru yang ditemukan teleskop Hubble adalah exoplanet Super-Jupiter raksasa.

Solopos.com, SOLO — Penemuan baru di luar angkasa berupa planet raksasa kembali terkuak. Dengan teleskop Hubble milik National Aeronautics and Space Administration (NASA), peneliti menemukan exoplanet terbesar Super Jupiter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dilansir Tech Times, Sabtu (20/2/2016), pemimpin penelitian, Daniel Apai, akan melakukan analisis mengenai perputaran exoplanet Super Jupiter dengan menganalisis tingkat cahaya dari atmosfer.

Selebihnya, penelitian ini akan menggunakan pencitraan langsung untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Penemuan baru exoplanet Super Jupiter sebelumnya memiliki nama 2M1207b dan memiliki ukuran dan massa lebih besar dari Jupiter di galaksi Bima Sakti.

Planet Super Jupiter dilansir memiliki ukuran empat kali besar planet Jupiter yang berada di tata surya kita. Hasil penelitian membuat exoplanet 2M1207b dikenal dengan nama Super Jupiter.

Super Jupiter merupakan planet gagal atau disebut dengan Brown Dwarf. Super Jupiter mengorbit dengan jarak 150 juta km dari mataharinya. Penemuan baru exoplanet ini berjarak sekitar 170 juta tahun cahaya dari Bumi.

Dengan menggunakan pencitraan langsung teleskop Hubble dan adanya kamera Wide Field 3, peneliti mampu untuk meneliti penemuan baru Super Jupiter. Hasil penelitian yang didapat peneliti menunjukan  planet Super Jupiter mengorbit penuh dengan waktu sepuluh jam, hampir memiliki waktu tempuh yang sama dengan planet Jupiter di Galaksi Bima Sakti

Perubahan intensitas cahaya pada Super Jupiter ini diperkirakan para peneliti karena tertutup oleh awan yang berada di atmosfernya. Teknik baru yang dimiliki peneliti meembuat mereka dapat mengetahui kehadiran awan dan juga kandungan awan tersebut.

Peneliti percaya awan yang ada di penemuan baru Super-Jupiter ini tak berwarna dan hanya ada di sebagian tempat saja. Sebenarnya, Super Jupiter ini ditemukan sepuluh tahun lalu.

Namun, saat itu peneliti belum bisa meneliti lebih lengkap mengenai planet ini. Anggapan awal peneliti menyebutkan awan pada Super Jupiter bisa menghasilkan awan hujan dari evaporasi batu-batuan atau garam yang ada di sana.

“Pada bagian atas atmosfer, atau bisa dibilang dari jarak yang lebih tinggi, planet ini akan memiliki hujan kaca, sedangkan pada tingkat yang lebih rendah, akan terjadi hujan besi. Ini terjadi karena atmosfer di sana memiliki suhu antara 1204,4 – 1426,6 derajat Celcius,” jelas peneliti Universitas Arizona, Amerika Serikat, Yifan Zhou.

Penelitian lebih lanjut mengenai atmosfer di exoplanet Super Jupiter menunjukan pernah terjadi hujan besi. Hujan besi ini merupakan besi cair yang jatuh selayaknya hujan. Tetesan hujan besi ini kemudian berevaporasi ke bagian terendah dari atmosfer planet tersebut. Ardhon Purtama Putra/JIBI/Solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya