SOLOPOS.COM - Kepler 186f dan Bumi (livescience.com)

Solopos.com, NEW YORK – Planet baru ditemukan astronom Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)  beberapa waktu lalu. Planet yang dinamai Kepler-186f merupakan sejarah baru dalam dunia astronomi dan diklaim merupakan planet yang paling mirip dengan Bumi.

Mashable, Minggu (20/4/2014), Kepler-186f ditemukan dari rekaman teleskop Kepler milik NASA yang diluncurkan pada tahun 2009 lalu. Tujuan peluncuran ini untuk mencari sekitar 150 ribu bintang dan tanda-tanda dari setiap planet di sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Planet Kepler-186f, yang merupakan planet terluar bintang Kepler-186, sampai saat ini merupakan planet yang paling mirip dengan Bumi. Bintang Kepler-186 yang jauhnya 500 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Cygnus lebih kecil dan lebih merah dibandingkan matahari.

Astronom University of California, Berkeley, Geoff Marcy mengatakan  planet baru yang ditemukan itu cukup jauh dengan bintangnya sehingga cahaya yang diserap tidak begitu kuat.

“Planet ini diterangi oleh bintang induknya dengan cahaya yang sederhana, sebuah cahaya merah yang sangat redup,” kata Marcy kepada Space.com.

“Planet ini menerima cahaya oranye-merah dari bintang itu, seperti yang kita nikmati saat matahari terbenam,” lanjut Marcy.

Ahli astronomi dari NASA’s Ames Research Centre Thomas Barclay menyebutnya sepupu bumi karena hampir seukuran dengan bumi. Hanya saja, Kepler-186f lebih besar 10 persen dari ukuran bumi. Kepler-186f adalah planet terdekat dengan Bumi dalam ukuran yang pernah ditemukan di zona habitasi bintang.

“Kepler-186f lebih bisa dianggap sebagai sepupu Bumi daripada kembaran Bumi. Planet ini punya banyak properti yang menyerupai Bumi,” kata Barclay di laman NASA seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/4/2014) .

Marcy menganalogikan, jika Kepler-186f yang mengitari matahari, maka perjalanan dalam orbit sama dengan posisi planet Merkurius, planet yang tidak dianggap layak huni. Dengan posisi itu pula, Kepler-186 adalah relatif dingin. Kecerahan bintang tersebut pada siang hari di permukaan Kepler-186f sebanding dengan cahaya matahari satu jam sebelum terbenam di Bumi.

Data hasil observasi Kepler menunjukkan, satu plabet dengan ukuran dan lokasi mirip Bumi mengelilingi bintang serupa matahari hanya akan tertutup 80-100 foton dari sekian juta saat transit.

Polanya berulang setiap 365 hari dan setidaknya tiga transit diperlukan untuk mengetahui kemungkinan yang lain sehingga pencarian membutuhkan waktu.

Barclay mengatakan, para ilmuwan belum tahu apapun tentang atmosfer Kepler-186f dan selanjutnya akan menjadikannya sebagai target teleskop untuk mencari tanda-tanda keberadaan senyawa yang mungkin berhubungan dengan kehidupan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya