SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Penemuan baru dihasilkan tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw). Mereka mengubah bakteri menjadi lampu.

Solopos.com, MALANG — Sekelompok mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK Unibraw) Malang, Jawa Timur, berhasil mengubah bakteri Bioluminescene menjadi lampu hemat energi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mahasiswa FPIK Unibraw tersebut adalah Elok Fitriani Tauziat, Nurhasna Fauziyyah, dan M. Alfian Arifin. Menurut Elok Fitria Tauziat, juru bicara tim, sebuah lampu mampu menghasilkan 10,68 watt yang mampu menerangi ruangan hingga 68 meter. “Daya terang lampu bahkan bisa ditambah dengan memperbanyak bakteri di dalamnya,” kata Elok, Jumat (15/5/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, lampu hemat energi tersebut dibuat untuk mengatasi krisis energi listrik seiring meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Dengan pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan energi juga akan semakin meningkat. “Sebaliknya, ketersediaan pasokan energi listrik masih belum mampu memenuhi kebutuhan,” jelas dia.

Inisiatif untuk menciptakan lampu hemat energi berbasis bakteri Bioluminescence akhirnya muncul. Bakteri Bioluminescence merupakan bakteri yang menempel di dalam tubuh cumi-cumi. “Bakteri ini mampu mengeluarkan cahaya biru di dalam tubuhnya,” ujarnya.

Proses pembuatannya dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari tubuh cumi-cumi lalu membuat kultur dan memasukkan konsentrasi bakteri. Untuk menjadi sebuah lampu, bakteri dimasukkan ke dalam sebuah alat bernama biolie. Sebuah alat biolie memiliki konsentrasi bakteri 4,6×109 CFU/ml.

“Alat biolie ini terdiri dari lensa mika, serbuk kayu yang dipadatkan serta aerator yang tidak memakai listrik dan air laut,” tambahnya.

Agar lampu bisa terus bercahaya, bakteri diberi nutrisi berupa bahan organik dari sayuran yang difermentasi. Sayuran dicacah halus kemudian diberi kecap, gula, dan EM4 lalu dikeringkan.

Lampu biolie tersebut mempunyai beberapa keuntungan yakni ramah lingkungan karena cahaya yang dihasilkan tidak menimbulkan panas. Penggunaannya juga lebih mudah karena bisa disandarkan di dinding atau ditaruh di meja. Lampu ini juga ekonomis karena bisa digunakan seumur hidup.

Karena berbasis bakteri Bioluminescence, maka bakteri yang akan mati menimbulkan indukan baru. Kreatifitas tersebut telah berbuah penghargaan setara emas dalam kompetisi Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Mahasiswa Baru (Maba) UB 2015, 25 April lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya