SOLOPOS.COM - Omar Mateen (istimewa)

Penembakan Orlando yang mengakibatkan puluhan orang tewas mengguncang AS dan dunia.

Solopos.com, WASHINGTON DC – Istri Omar Mateen, pelaku penembakan brutal di kelab malam gay di Orlando, Amerika Serikat (AS) terancam dijerat dakwaan pidana. Sebabnya, sang istri mengetahui sejak awal rencana serangan teror tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dilansir detikcom dari Reuters, sumber penegak hukum AS, Rabu (15/6/2016), mengatakan para juri pengadilan federal telah dipanggil untuk menggelar pertemuan guna membahas dakwaan pidana tersebut. Pengadilan bisa menjeratkan dakwaan pidana terhadap istri kedua Mateen, Noor Salman, setidaknya paling awal pada Rabu (15/6/2016) waktu AS.

“Tampaknya dia (istri Mateen) mengetahui apa yang akan terjadi,” ucap Senator AS Angus King, salah satu anggota Komisi Intelijen Senat, yang telah menerima penjelasan soal penembakan brutal di Orlando itu pada Selasa (14/6) waktu setempat.

“Jelas dia (istri Mateen) memang, bisa dikatakan, orang yang diincar (penegak hukum) saat ini dan tampaknya dia akan bekerja sama dan bisa memberikan sejumlah informasi penting untuk kita,” imbuhnya kepada CNN.

Secara terpisah, sumber dari Biro Investigasi Federal (FBI) seperti dikutip FoxNews.com, menyebut jaksa setempat tengah mempertimbangkan untuk menjerat istri Mateen atas dakwaan persekongkolan terkait 49 dakwaan pembunuhan dan 53 dakwaan percobaan pembunuhan, serta kegagalan memberitahu penegak hukum soal serangan teror yang dibatalkan, juga berbohong kepada agen federal AS.

Dilaporkan NBC News bahwa istri Mateen, Salman, telah menuturkan kepada sejumlah agen federal bahwa dirinya berusaha mencegah suaminya untuk merencanakan serangan teror. Namun Salman juga mengaku dirinya pernah satu kali dibawa suaminya ke kelab malam Pulse ketika sang suami ingin memeriksa lokasi itu.

Salman dinikahi oleh Mateen, setelah dia bercerai dari istri pertamanya, Sitora Yusufiy. Kepada publik, Yusufiy menyebut Mateen sebagai sosok yang tidak stabil secara mental dan kerap memukulinya. Yusufiy mengaku dirinya ‘diselamatkan’ oleh keluarganya setelah 4 bulan menikah dengan Mateen.

Dalam serangan teror yang terjadi Minggu (12/6) dini hari, Mateen (29) sempat menghubungi layanan darurat 911 sebelum melakukan aksi brutalnya untuk menyatakan sumpah setia pada sejumlah kelompok militan, termasuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mateen akhirnya tewas ditembak polisi usai melakukan penembakan dan penyanderaan selama 3 jam di kelab malam Pulse, Orlando.

Sedikitnya 49 orang tewas dan 53 orang lainnya luka-luka dalam serangan itu. Penyidik federal AS meyakini, Mateen diradikalisasi melalui internet dan tidak ada bukti yang menunjukkan Mateen mendapat instruksi maupun bantuan dari militan di luar negeri, terutama ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya