SOLOPOS.COM - Micah Xavier Johnson (istimewa)

Penembakan kembali terjadi di AS. Kali ini seorang mantan tentara AS menembak 5 polisi di Dallas.

Solopos.com, DALLAS – Micah Xavier Johnson, 25, dikenal sebagai veteran tentara AS yang pernah bertugas di Afghanistan. Polisi menemukan bahan-bahan pembuat bom dan sejumlah senjata api di kediaman Johnson yang juga dikenal sebagai penyendiri ini.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Kepolisian Dallas menyatakan, Johnson tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Namun seperti dilansir detikcom dari sebuah kantor berita, Sabtu (9/7/2016), penggeledahan rumah Johnson yang ada di pinggiran Dallas berujung pada temuan ‘persediaan’ senjata yang cukup banyak.

“Bahan-bahan pembuat bom, rompi balistik, senapan, amunisi dan jurnal pribadi soal taktik menyerang,” sebut kepolisian Dallas dalam pernyataannya, sembari menambahkan jurnal pribadi Johnson itu tengah dianalisis.

“Informasi yang didasarkan serangkaian penyelidikan mengindikasikan pelaku sebagai veteran militer dan lainnya menyebutnya sebagai sosok pendiam,” imbuh pernyataan itu.

Dalam pernyataan terpisah, militer AS mengidentifikasi Johnson sebagai tentara AS yang pernah ditugaskan ke Afghanistan selama November 2013 hingga Juli 2014 lalu. Secara total, Johnson tercatat enam tahun mengabdi sebagai tentara cadangan AS mulai dari tahun 2009 hingga 2015, dengan pangkat Prajurit Satu dan keahlian dalam konstruksi kayu dan bebatuan.

Dengan serangan bergaya penembak jitu, pada Kamis (7/7), Johnson menewaskan lima polisi dan melukai tujuh polisi lainnya serta dua warga sipil. Penembakan terjadi saat para polisi itu tengah mengawal unjuk rasa damai memprotes tewasnya dua warga kulit hitam, Alton Sterling di Louisiana dan Philando Castile di Minnesota di tangan polisi setempat.

Usai melakukan penembakan, Johnson yang membawa senapan serbu dan pistol tangan, bersembunyi di salah satu garasi yang ada di area parkir setempat. Dia mengklaim dirinya telah memasang sejumlah bom di area tersebut dan mengancam akan membunuh lebih banyak polisi.

Kepala kepolisian Dallas, David O Brown, menyebut Johnson akhirnya tewas akibat ledakan yang dipicu robot yang dikendalikan jarak jauh oleh polisi, pada Jumat (8/7/2016) pagi. Belakangan diketahui klaim Johnson soal bom di area kejadian, ternyata hanya ancaman palsu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya