SOLOPOS.COM - Foto Briptu Winarto (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Foto Briptu Winarto (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Duka mendalam terpancar dari wajah Sutrisno, saat Espos menyambangi rumah warga Blumbang Tengah, RT 005/RW 002, Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Boyolali itu, Jumat (21/12/2012). Pensiunan penjaga SDN 1 Tanjung, Klego, itu tak lain adalah ayah dari Briptu Winarto, salah satu anggota Brimob yang menjadi korban tewas dari serangan kelompok tak di kenal di Poso, Kamis (20/12/2012).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sutrisno menuturkan berita duka tentang kematian anak keduanya itu diterimanya dari isteri Winarto, Ani, Kamis, sekitar pukul 13.00 WIB.

“Ani menelepon, mengatakan anak saya, Winarto kena tembak pukul 11.00 WIB,” jelas Sutrisno kepada wartawan di rumah duka.

Di dusun rindang dan jauh dari keramaian kota itulah Winarto dibesarkan. Pria yang dikenal jitu menembak itu meregang nyawa. Tembakan kelompok orang tak dikenal di sebuah jalan umum di Desa Kalora, Tambarana, Poso, Kamis, menewaskan Briptu Winarto dan tiga anggota brimob lainnya.

Sebenarnya sebelum insiden itu, dia berada di pos jaga. Mendadak dia bersama rekannya menyusul ke lokasi insiden yang pecah sebelum peluru menewaskan ayah dua putri asal Klego itu. Winarto terkena tembak di bagian leher. “Dia menyusul ke lokasi dengan motor trail,” ujar Sutrsino meneruskan cerita Ani.

Masih segar dalam ingatan Sutrisno saat dia berpesan lewat percakapan di telepon, Senin (17/12/2012). Dia meminta Winarto berhati-hati menjalankan tugas lantaran Poso daerah rawan. Pesan yang hampir membudaya terlontar setiap akhir pembicaraan.

Maklum, tak bisa dipastikan dalam setahun mereka bertemu putra yang menjadi tulang punggung keluarga itu. 10 Tahun, Winarto bertugas di Poso.

“Senin telepon, memastikan kiriman uang untuk mamak, katanya sudah dikirim oleh istrinya, Ani. Dan, dia bilang Januari nanti mau minta pindah,” imbuhnya.

Keinginan Winarto pulang ke kampung halamannya tak terbendung. Bahkan, Winarto sempat mencari informasi mengenai kredit perumahan di daerah Singkil, Boyolali dan Ngesrep, Ngemplak atau sekitar Waduk Cengklik. Tak lain, itu dilakukannya untuk mempersiapkan tugasnya di Jawa jika permohonannya diterima.

Takdir mengamini niat pria yang dikenal pendiam itu. Namun, bukan kepulangan untuk melanjutkan cita-cita membesarkan putri-putrinya di Jawa. Dia berpulang. Arum Ginang, sebuah permakaman yang tak jauh dari rumah duka itu, telah disiapkan untuk peristirahatan abadi Briptu Winarto.

Segudang cerita ditinggalkan pria kelahiran 7 September 1977 itu. Sejak duduk di SD Blumbang I, SMP BK Klego dan kemudian SMEA BK Bon Ijo, Simo, dia dikenal sebagai pria ramah.

“Selain titis menembak [jitu], dia orang pendiam tapi selalu punya waktu bagi rekan-rekannya, setia kawan,” ungkap salah satu tetangga, Sumanto, 37, kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya