SOLOPOS.COM - Pembina Yayasan Tahija Sjakon G. Tahija saat memberikan keterangan pers di Kantor Yayasan Tahija, Jumat (7/4/2017). (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Penelitian Wolbachia untuk daya tahan tubuh

Harianjogja.com, JOGJA – Yayasan Tahija menyatakan komitmennya untuk mendanai penelitian yang pencegahan penyakit demam berdarah lewat pelepasan nyamuk Aedes Aegypti yang tengah dilakukan tim Eliminate Dengue Program (EDP) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : PENELITIAN WOLBACHIA : Direktur WHO/TDR Kunjungi Kandang Nyamuk EDP Jogja

Komitmen pendanaan program EDP disampaikan langsung oleh Sjakon G. Tahija, selaku pembina yayasan filantropi ini.

 

Dalam kesempatan tersebut Sjakon Tahija yang merupakan putra dari almarhum Tahija menyatakan, proyek EDP di Jogja murni didanai oleh Yayasan Tahija. Hal itu sangat berbeda dengan proyek EDP yang juga dilakukan di sejumlah negara seperti, Vietnam, Australia, Brazil, Kolombia dan India. Sejumlah negara tersebut didanai oleh Bill&Mellinda Gates Foundation.

“Kalau proyek yang di Indonesia murni dari yayasan kami. Ini bentuk komitmen kami untuk menanggulangi penyakit demam berdarah,” ujarnya saat berkunjung di Kantor Yayasan Tahija Jogja, Jumat (7/4/2017).

Dia memiliki keinginan program EDP ini bisa berhasil. Sjakon melihat ada progres sangat baik dalam perjalanan program yang sudah dilakukan sejak 2011 itu. Hanya saja, dia belum bisa menyatakan program benar-benar sukses. Pasalnya program tersebut masih akan berlangsung hingga 2019 nanti. Program benar-benar dikatakan berhasil apabila sudah terbukti bisa dipublis di jurnal internasional terkait kemanfaatan program ini untuk menyelamatkan ancaman demam berdarah.

“Kami harap ini suatu cara yang sangat efektif, sekali lepas daerah tersebut langsung bebas dari DB,” harap dia.

Sosok yang masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia itu tidak merinci besaran dana secara pasti yang sudah dia gelontorkan untuk membiayai proyek EDP. Dia hanya mengatakan sedikitnya sudah menggelontorkan puluhan miliar rupiah untuk membiayai proyek itu hingga sejauh ini.

“Kalau berhasil ini adalah peneliti-peneliti Indonesia yang melakukannya dan kami akan bangga sekali. Itulah alasan kita memberi dukungan dalam penelitian ini,” jelasnya.

Sementara Peneliti Utama EDP Adi Utarini menyampaikan, penelitian berjalan sesuai dengan fase yang telah direncanakan.

“Saat ini kami tengah melakukan pelepasan wolbachia dengan menitipkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di rumah-rumah warga terpilih. Tidak kurang dari 7300 ember mulai kami titipkan sejak awal Maret ini,” imbuhnya.

Dia menambahkan, pelepasan ini merupakan kali kedua. Pada tahap pertama pelepasan dilakukan di tujuh kelurahan, yaitu Tegalrejo, Bener, Kricak, Karangwaru, Pakuncen, Wirobrajan, dan Patangpuluhan.

“Pelepasan wolbachia tahap pertama sangat sukses dan direspon positif masyarakat,” paparnya,

Ahli serangga EDP Jogja Warsito Tantowijoyo menyampaikan ember-ember yang telah dititipkan di tujuh kelurahan telah ditarik kembali. Hal ini karena presentase wolbachia sudah cukup tinggi sehingga warga tidak perlu dititipi ember lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya