Solopos.com, SOLO -- Penelitian corona di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa ahli prediksi bahwa wabah Covid-19 ini akan berakhir di Tanah Air pada Mei - Juni 2020.
Salah satu penelitian corona ini dilakukan oleh Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia yang diunggah di akun media sosial Instagram @ilunimathui. Dari penelitian tersebut, diberlakukan tiga skenario.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Darurat Kesehatan Setelah Ratusan Kematian Pasien Corona, Yusril: Terlambat
Skenario pertama, jika tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurnaig interaksi sesama manusia. Dengan skenario ini, pandemi corona puncaknya terjadi pada 4 Juni 2020 dengan total kasus mencapai ratusan ribu. Wabah ini berakhir pada akhir Agustus - awal September.
Skenario kedua, jika kebijakan sudah ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi sesama manusia. Di mana masyarakat tidak disiplin melakukan physical distancing.
Berjemaah Salat di Masjid Menara Kudus, Protokol Kesehatan Dipegang Teguh
Dengan skenario kedua ini, puncak wabah corona di Indonesia diprediksi terjadi 2 Mei 2020 dengan total kasus sebanyak 60.000 orang positif. Diprediksi dengan menerapkan skenario dua ini, pandemi berakhir akhir Juni - awal Juli 2020.
Skenario ketiga, jika diberlakukan kebijakan tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi sesama manusia dan masyarakat disiplin melakukan hal tersebut. Hasilnya, diprediksi pandemi corona puncaknya terjadi 16 April 2020 dengan kasus positif sebanyak 17.000 orang. Diprediksi, wabah Covid-19 berakhir pada Mei - awal Juni.
Lihat postingan ini di Instagram
Pemakaman Bob Hasan Dipimpin Langsung Pangdam IV/Diponegoro
Prediksi UGM
Diberitakan Solopos.com sebelumnya, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada atau UGM mengungkapkan prediksi virus corona (Covid) di Indonesia akan selesai pada akhir Mei 2020. Mereka juga memprediksi ada 6.174 orang terinfeksi virus corona.
Salah satu tim peneliti UGM, Fidelis I Diponegoro, mengatakan prediksi virus corona di Indonesia itu menggunakan model yang bernama probabilistic data driven model (PDDM).
PDP Corona Semarang Meninggal Dunia Dimakamkan di Sragen
Fidelis dan rekannya menggunakan sumber data kasus corona Tanah Air yang telah dirilis oleh pemerintah setiap harinya untuk mereka teliti.
"Terakhir kami pakai data sampai tanggal 26 Maret 2020. Kami uji setiap hari, apakah sesuai prediksi kami atau enggak. Sejauh ini sesuai dan bahkan realitasnya seringkali di bawah prediksi kami. Jadi, kami cukup yakin mengeluarkan prediksi ini," beber Fidelis.
Jadwal Pemadaman Listrik di Sragen, Kamis (2/4/2020)
Selain itu, dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebelum masa puncak kasus corona di Indonesia terdapat penambahan kasus 185 orang per harinya. Setelah masa puncak pada minggu kedua April 2020, jumlahnya akan menurun.
Cara Mencairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Saat Pandemi Corona
"Kalau batas atasnya sudah terlewati, layak lebih waspada. Dan jika ada perubahan-perubahan signifikan di luar kontrol seperti itu [misalnya rapid tes] tentu kami akan memperbaiki model ini lagi. Karena tujuannya bukan pembenaran model antar peneliti, tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan data demi kebaikan bersama," lanjutnya.