SOLOPOS.COM - Ilustrasi bermain game (ladbible.com)

Solopos.com, LONDON -- Studi baru dari University College London menemukan bahwa anak yang memiliki kebiasaan bermain game, cenderung tidak mengembangkan gejala depresi di kemudian hari.

Mengutip dari ladbible.com, Senin (5/4/2021) peneliti dari University College London mengumpulkan data sebanyak 11.341 anak muda. Saat itu ketika dikumpulkan, anak tersebut berumur 11 tahun. Lalu dipantau mengenai penggunaan media sosial, bermain game, dan Internet.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Tiga tahun kemudian pada usia 14 tahun, peneliti kembali memeriksa anak-anak tersebut. Mereka menanyakan terkait gejala depresi, suasana hati, konsentrasi yang buruk, serta hilangnya kebahagiaan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Berhadiah Rp20 Juta, Diplomat Solo Esport Arena 2021 Tantang Gamers Unjuk Kebolehan

Mereka menemukan bahwa anak-anak tersebut khususnya laki-laki, bermain video game hampir setiap hari. Lalu ditemukan penuruan gejala depresi mencapai 24% selama tiga tahun. Hal tersebut dirasa cukup bagus, dibanding anak laki-laki yang bermain video game kurang dari sebulan.

Akan tetapi, peneliti menjelaskan bahwa efek ini hanya ditemukan secara signifikan pada anak laki-laki dengan tingkat aktivitas fisik yang rendah, dan tidak ditemukan pada anak perempuan.

Meskipun peneliti belum dapat memastikan, apakah dengan bermajn video game dapat meningkatkan kesehatan mental atau tidak. Namun, melihat penelitian ini, hal tersebut jelas tidak berbahaya. Justru, memiliki beberapa manfaat.

Baca Juga : Menyasar Gamers Lewat Solo Esport Arena, Ini Yang Diharapkan Dari Diplomat

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya