SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes Aegypti jenis inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya dan DBD lewat gigitan pada manusia. (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN – Sejumlah warga Nogotirto, Gamping Sleman menolak pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah tersebut. Penolakan proses penelitian itu atas dasar belum tersosialisasikannya dengan baik oleh pihak tim peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) Jogja bersama Fakultas Kedokteran UGM.

Sejatinya pelepasan nyamuk salah satunya akan dilakukan di Dusun Karangtengah, Nogotirto Gamping, Sleman mulai Rabu (22/1/2014) hingga Rabu (29/1/2014). Adapun jarak titik pelepasan sekitar 25 meter. Protes warga yang menolak ini bahkan nyaris dilakukan dalam bentuk demonstrasi memasang spanduk penolakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, penolakan juga beredar melalui pesan singkat dan Blacberry Messenger para wartawan selama dua hari terakhir. Diikuti dengan undangan demonstrasi penolakan yang rencananya, Rabu (22/1). Tetapi gagal digelar kemudian warga mengirimkan rilis kepada sejumlah media baik lokal maupun nasional.

Salah satu warga Nogotirto, Ahmad Ma’ruf menjelaskan banyak warga yang merasa terteror dengan penelitian UGM tersebut. Karena
khawatir dengan pertambahan nyamuk yang dilepas dan berkembang biak sehingga populasinya kian bertambah. “Tentu ini menambah ketidaknyamanan warga,” terangnya, Rabu.

Karena itu, lanjut dia, sesuai kesepakatan warga, pihaknya meminta pelepasan nyamuk di RW 10 dan RW 11 Dusun Karangtengah, Nogotirto ditunda.
Ia beralasan belum ada kesepakatan tertulis antara warga dan EDP tentang dampak nyamuk yang akan dilepas. Warga meminta jaminan tertulis tentang penanggungan oleh pihak EDP atas semua risiko apabila terjadi dampak negatif dari pelepasan nyamuk tersebut. Selain itu meminta sosialisasi secara menyeluruh. “Warga tidak mau jadi kelinci percobaan yang memiliki risiko,” ujarnya.

Meski demikian tidak semua warga Nogotirto yang menolak pelepasan nyamuk tersebut. Wahyu misalnya, mengaku tidak resah dengan penelitian UGM tersebut. Ia sudah menerima dan membaca dua lembar selebaran tentang nyamuk yang akan disebar. Tetapi ia tidak menyalahkan warga yang menolak karena hal itu didasari rasa kekhawatiran.

“Menurut saya peneliti UGM punya ukuran sendiri, masak ya mau mencelakakan masyarakat. Kalau saya pribadi tidak masalah. Mungkin sosialisasi kurang maksimal saja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya