SOLOPOS.COM - Contoh polybag jerami hasil karya mahasiswa UNY, bersanding dengan polybag berbahan plastik buatan pabrikan. (JIBI/Harian Jogja/dok.UNY)

Penelitian mahasiswa berikut mengenai pemanfaatan barang yang tak lagi dipakai.

Harianjogja.com, JOGJA — Setidaknya lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengoptimalkan limbah jerami menjadi polybag ramah lingkungan, menggantikan polybag plastik yang selama ini digunakan untuk menyemai tanaman.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Lima mahasiswa tersebut ialah FMIPA UNY yaitu Shinta Pramudyasiwi, Asti Dian Arini dan Fitri Handayani dari prodi Pendidikan Kimia serta Lailatul Fitriyah prodi Pendidikan Biologi dan Risma Widayati prodi Fisika. Karya mereka ini telah membuat mereka berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian 2016. Alasan mereka memilih limbah jerami sebagai bahan polybag, karena mengandung selulosa dan lignin. Polybag tersebut mereka buat dengan tambahan daun lamtoro (Leucaena leucocephala) dan pupuk kandang dari kotoran kambing.

Lima mahasiswi FMIPA UNY, yang berhasil menciptakan polybag berbahan limbah jerami.(JIBI/Harian Jogja/dok.UNY)

Lima mahasiswi FMIPA UNY, yang berhasil menciptakan polybag berbahan limbah jerami.(JIBI/Harian Jogja/dok.UNY)

Ketua tim Shinta Pramudyasiwi menjelaskan jerami merupakan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan jumlahnya cukup besar di masyarakat. Komponen terbesar penyusun jerami padi adalah selulosa yang dapat membentuk ikatan yang kuat antar molekulnya. Selain itu, jerami mengandung bahan organik yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah primer menjadi butiran tanah sekunder untuk membentuk materi pengikat tanah yang mantap.

Polybag yang umumnya terbuat dari plastik, mempunyai beberapa kelemahan diantaranya, adanya keharusan untuk merobek polybag pada saat dilakukan transplanting atau memindahkan tanaman, sehingga kurang praktis karena adanya tambahan kerja bagi petani.

“Selain itu bahan plastiknya sulit diuraikan oleh mikroba tanah, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan menjadi beban pencemaran tanah” kata dia, dalam rilis diterima Harianjogja.com, Jumat (22/7/2016).


Manfaatkan Daun Lamtoro

Sementara itu anggota tim yang lainnya Lailatul Fitriyah menuturkan, pembuatan pot ramah lingkungan dari limbah jerami ini, menggunakan bahan tambahan daun lamtoro karena tanaman itu mengandung tanin, polifenol alami yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan jamur.

“Pupuk kandang mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), serta mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn), zat yang dibutuhkan tanaman. Berperan memelihara keseimbangan hara dalam tanah dan merupakan gudang makanan bagi tanaman, oleh karena itu pupuk kandang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan polybag,” kata dia.

Pembuatan polybag ini diawali dengan membuat bubur jerami dan bubur daun lamtoro. Bubur jerami sebanyak tiga kilogram dicuci menggunakan air, kemudian dipotong menjadi ukuran kecil dan dimasukkan ke dalam blender. Langkah selanjutnya, campuran tadi diberi akuades secukupnya dan 15 gram Natrium Hidroksida dan diblender kembali. Bubur jerami yang telah jadi, ditiriskan untuk menghilangkan kandungan airnya. Sedangkan bubur daun lamtoro dibuat dengan cara menghaluskan 1,5 ons daun lamtoro yang telah dicuci bersih menggunakan lumpang. Langkah selanjutnya adalah mencampur bubur jerami sebanyak 1 kg dengan 5 gram kanji, 25 gram daun lamtoro dan 75 gram pupuk kandang kering.

“Aduk campuran, kemudian cetak adonan pot dengan alat press. Adapun perbandingan daun lamtoro dan pupuk kandang bisa 50 gram : 50 gram atau 75 gram : 25 gram. Polybag ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah jerami, dan sebagai alternatif wadah semai yang ramah lingkungan sehingga mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari penumpukan limbah plastik polybag,” ungkapnya.

Polybag banyak dimanfaatkan dalam proses persemaian berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman pertanian, perkebunan hingga tanaman perhutanan. Seiring semakin banyaknya kebutuhan akan penggunaan polybag, bertambah pula masalah limbah plastik polybag yang terbuang sia-sia. Sampah dari polybag itu termasuk jenis sampah plastik yang sangat sukar terurai oleh mikroba didalam tanah, sehingga jika polybag terus digunakan maka semakin lama beban pencemaran tanah oleh sampah polybag semakin besar. Polybag hasil karya lima mahasiswa ini bisa juga digunakan sekaligus sebagai pot, apabila tidak ingin memindahkan tanaman ke pot plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya