SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO-Para peneliti melaporkan bahwa salah satu obat antidepresan dapat mengurangi risiko keparahan Covid-19 pada orang-orang yang berisiko tinggi menderita kondisi tersebut. Hal ini bisa jadi kabar baik bagi para tenaga medis.

Uji coba obat antidepresan untuk mengurangi risiko keparahan Covid-19 tersebut dilakukan pada sekitar 1.500 pasien di Brasil. Hasilnya menunjukkan mereka yang menggunakan obat cenderung tidak mengembangkan Covid-19 parah dan memerlukan rawat inap.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

CNN melaporkan bahwa obat antidepresan yang efektif mengurangi risiko keparahan Covid-19 tersebut adalah fluvoxamine, yang dibanderol dengan harga murah serta tersedia di mana pun. Fluvoxamine merupakan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang paling sering digunakan oleh pasien dengan kondisi gangguan obsesif kompulsif (OCD dan depresi.

Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Ular Menurut Islam, Pertanda Buruk atau Baik?

“Tetapi obat dapat memengaruhi peradangan,” jelas peneliti studi yang juga seorang profesor psikiatri Universitas Washington, St. Louis Angela Reiersen, seperti dikutip dari Suara.com, Minggu (31/10/2021).

Lalu bagaimana cara kerja obat antidepresan ini dalam mengurangi risiko Covid-19 parah? Ia menjelaskan bahwa obat antidepresan ini dapat mengurangi produksi molekul inflamasi yang disebut sitokin, yang bisa dipicu oleh infeksi virus corona.

Tak hanya mengurangi keparahan akibat Covid-19, obat ini juga dapat mengurangi trombosit darah, yang dapat memengaruhi efek pembekuan akibat Covid-19. Reierson dan rekannya memberi 741 pasien Covid-19 obat fluvoxamine 100 mg sebanyak dua kali sehari dalam 10 hari, sementara 756 pasien lainnya mendapat plasebo.

Baca Juga: Waspadai Efek Terlalu Banyak Makan Roti bagi Tubuh

Di antara pasien yang mendapat fluvoxamine, hanya sebanyak 79 pasien (11%) membutuhkan perawatan di UGD atau kamar biasa di rumah sakit dibanding 16% pasien yang menerima plasebo.  “Itu adalah penurunan 5% risiko absolut dan penurunan 32% dalam risiko relatif. Ini bukan obat utama, tetapi jika dapat membantu pasien pulih lebih cepat, maka akan berguna,” sambungnya.

Menurut Reierson, temuan ini dapat memengaruhi pedoman tentang manajemen klinis Covid-19, mengingat keamanan, tolerabilitas, kemudahan penggunaan, biaya rendah, dan ketersediaan luas dari fluvoxamine.

Meski begitu, perlu penelitian lebih banyak untuk melihat apakah obat ini dapat ditambahkan ke perawatan pasien Covid-19, tetapi dengan harga murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya