SOLOPOS.COM - Warga Crimea menanti referendum di Lapangan Lenin, ibu kota Crimea, Simferopol, Minggu (16/3/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/David Mdzinarishvili)

Solopos.com, BRUSSELS — Komandan militer tertinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan Rusia telah membangun kekuatan besar di perbatasannya dengan Ukraina. Selain itu, ada kemungkinan Moskow juga mengincar bekas republik Soviet lain seperti Moldova setelah mencaplok Crimea.

“Rusia bertindak lebih seperti seorang musuh dibandingkan mitra,” kata Komandan Persekutuan Tertinggi NATO untuk Eropa, Marsekal AS Philip Breedlove, Minggu (23/3/2014), seperti dilansir Reuters.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia juga mengatakan persekutuan 28 negara itu harus memikirkan kembali posisi dan kesiapan pasukannya di Eropa bagian timur. Pasukan Rusia yang menggunakan kendaraan lapis baja, senjata otomatis, dan granat kilat, Sabtu (22/3/2014) menduduki beberapa fasilitas terakhir di Krimea yang sebelumnya masih berada di bawah kendali Ukraina.

Sehari sebelumnya, Crimea yang berada di utara di Laut Hitam, dicaplok sebagai bagian dari Rusia. Breedlove merupakan salah satu dari beberapa pejabat dan politisi Barat yang pada hari Minggu memperingatkan bahwa Rusia mungkin tidak berhenti pada krisis Crimea.

Krisis itu telah membawa hubungan Timur-Barat kembali ke era Perang Dingin sejak para pengunjuk rasa pro-Barat di Ukraina menggulingkan Presiden yang merupakan sekutu Moskow, Viktor Yanukovych, bulan lalu.

“Pasukan [Rusia] yang berada di perbatasan Ukraina dan sekarang menuju timur, berada dengan kekuatan yang sangat-sangat cukup dan dalam keadaan sangat-sangat siap,” kata komandan NATO itu dalam sebuah acara yang diadakan oleh lembaga kajian German Marshall Fund.

Wakil penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Tony Blinken, mengatakan penumpukan kekuatan pasukan Rusia itu kemungkinan hanya untuk mengintimidasi para pemimpin Ukraina baru yang pro-Barat. Namun, menurutnya, bisa saja Rusia menyerbu wilayah Ukraina yang dihuni mayoritas penduduk berbahasa Rusia itu.

“Mungkin saja mereka [pasukan Rusia] sedang bersiap-siap untuk masuk,” katanya kepada CNN.

Pertemuan kelompok negara-negara industrialis G7 secara terburu-buru akan diadakan hari ini di Belanda untuk memberi kesempatan kepada para pemimpin membahas reaksi terhadap aksi-aksi yang dilancarkan Rusia. Obama juga akan bertemu dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, untuk pembicaraan bilateral.

Rusia menganggap pihaknya mematuhi perjanjian-perjanjian internasional dan tidak berencana melakukan penyerbuan. Moskow menyebut pasukan yang mengambil alih pangkalan-pangkalan Ukraina di Crimea sebagai “pasukan bela diri”.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pribadi terhadap sekutu-sekutu politik dan bisnis Presiden Rusia, Vladimir Putin, serta mengancam akan mengeluarkan sanksi ekonomi yang lebih luas jika pasukan Putin melanggar batas bagian-bagian timur atau selatan Ukraina yang dihuni oleh penduduk berbahasa Rusia itu.

Jerman, yang memiliki hubungan dagang erat dengan Rusia, mengatakan bahwa Uni Eropa saat ini bersatu padu dan siap menerapkan sanksi-sanksi terhadap Rusia jika diperlukan. Ia juga mengatakan Moskow adalah pihak yang akan lebih banyak mendapat kerugian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya