SOLOPOS.COM - Ilustrasi menara telekomunikasi (JIBI/dok)

Tower telekomunikasi yang dipermasalahkan warga Mojosongo (Taufiq Sidik P/JIBI/Solopos)

Tower telekomunikasi yang dipermasalahkan warga Mojosongo (Taufiq Sidik P/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Protes terhadap keberadaan tower di perkampungan kembali disuarakan warga. Kali ini, warga RW 006, Mojosongo, mengeluhkan tower yang berdiri di RT 002.
Keluhan tersebut disampaikan melalui surat ke Wali Kota dan ditembuskan ke DPRD. Dalam surat tersebut menyebutkan keberatan warga lantaran keberadaan tower mengganggu kenyamanan dan menyebabkan ketakutan karena tower di sekitar rumah warga. Warga menghawatirkan keberadaan tower bakal mengganggu kesehatan mereka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Secara sosial, tower tersebut juga bisa menyebabkan bentrokan antarwarga lantaran secara ekonomis hanya menguntungkan kelompok kecil dan merugikan sebagian masyarakat yang tinggal di RT 001, RT 002 serta RT 003. Warga juga mengaku ketakutan jika tower sewaktu-waktu roboh.

Ketua RW 006, Ramelan, membenarkan adanya surat protes tersebut. Dijelaskannya, tower tersebut sudah berdiri di kawasan itu sekitar 10 tahun ini. Hanya, pihaknya tak mengetahui persis pemilik tower tersebut.

Dia menuturkan kali pertama tower berdiri pemilik pernah berkomunikasi dengan warga. Salah satu iktikad tersebut berupa memberikan jaminan kesehatan kepada warga.

“Untuk realisasinya saya kira kok tidak ada. Tetapi, baru-baru ini memang beberapa kali ada pengobatan gratis dari lembaga sosial yang bekerjasama dengan pihak pemilik tower,” jelasnya saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (10/9/2013).

Ramelan menjelaskan keberatan warga terhadap keberadaan tower lantaran ada pihak mengaku dari perwakilan pemilik tower yang menyatakan perpanjangan tak perlu mendapat izin warga.

“Itu sekitar dua bulan lalu. Ada yang mengaku dari pihak tower kalau perizinan tidak perlu izin ke lingkungan. Tanah untuk tower itu katanya juga sudah dibeli,” terangnya.

Warga semakin dibuat jengkel saat mengetahui tower dijaga oleh orang-orang berbadan kekar. “Itu dijaga orang-orang kekar. Ini seperti menakut-nakuti warga,” ungkap dia.

Lantaran hal tersebut, warga meminta Wali Kota meninjau kembali terkait perizinan tower serta menutup dan membongkar bangunan tower tersebut.

Ketua DPRD Solo, Y.F. Sukasno, menjelaskan pihaknya sudah ditemui oleh penanggung jawab tower. Diakuinya, saat surat permohonan masuk, pihaknya sulit melacak pemilik tower lantaran tak tercatat di dinas.

“Penanggung jawab operasional tower sudah ketemu saya. Justru pihaknya minta tolong untuk difasilitasi ketemu warga. Kemarin memang sulit untuk ditemukan, dinas saja tidak tahu, ini kan lucu,” katanya.

Lebih lanjut, Sukasno menjelaskan kejadian tersebut menjadi warning para pengelola tower lain.

“Kalau merasa sudah habis sebelum warga protes ya sebaiknya diurus mekanisme perizinan itu mulai dari warga, RT, RW hingga kelurahan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya