SOLOPOS.COM - Dokumentasi perajin menjemur kursi berbahan dasar rotan di daerah Trangsan, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. Industri mebel rotan di Trangsan dihantam berbagai kendala sehingga saat ini produk mebel rotan terus menurun sejak krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tahun 2008 lalu. Ditambah, pasokan bahan baku dari Kalimantan dan Sulawesi terus berkurang. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Seorang pengrajin menjemur kursi berbahan dasar rotan di daerah Trangsan, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. Industri mebel rotan di Trangsan dihantam berbagai kendala sehingga saat ini produk mebel rotan terus menurun sejak krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) tahun 2008 lalu. Ditambah, pasokan bahan baku dari Kalimantan dan Sulawesi terus berkurang. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SUKOHARJO — Para perajin rotan di Sukoharjo membutuhkan bantuan dana stimulan sekitar Rp200 juta untuk mendirikan terminal bahan baku rotan. Terminal bahan baku tersebut nantinya akan dikelola oleh koperasi klaster perajin rotan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Komisi II DPRD Sukoharjo, Hasman Budiadi, mengatakan dana tersebut dibutuhkan oleh para perajin rotan karena saat ini harga rotan masih sangat tinggi dan sulit untuk didapat. Semua bahan baku rotan akan dikumpulkan di terminal tersebut dan dikelola oleh koperasi. Setelah itu lalu dibisniskan ke para perajin rotan. Terminal itu rencananya berlokasi di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, sebab di wilayah itu sudah ada klaster perajin furnitur dari rotan.

Sebelumnya, sambung Hasman, pihaknya menerima aspirasi dari sejumlah perajin rotan. “Kami mencoba mendorong para perajin untuk bisa mandiri,” ujar Hasman. Pasalnya saat ini mereka masih terhambat oleh kurangnya bahan baku rotan. Menurut Hasman, pihaknya mengusulkan Rp200 juta sebagaimana yang diusulkan oleh perajin rotan dahulu ketika dengar pendapat dengan DPRD. Pihaknya mengusulkan hal itu karena dari eksekutif belum mengusulkannya.

Lebih lanjut Hasman mengatakan, sebetulnya para perajin sudah diberikan bantuan dana dari Bank Indonesia (BI) Surakarta. Namun mereka juga meminta ada dana pendampingan stimulan sebanyak Rp200 juta. “Itu yang sedang diusulkan,” katanya. Dulu, sambungnya, sudah ada nota kesepahaman untuk pendirian terminal tersebut. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya lagi. Ke depan pihaknya mengusulkan adanya MoU lagi sebagai tindak lanjut MoU sebelumnya, yang lebih mengurus ke fasilitas fisiknya. “Agar semua bisa jalan, maka harus ada realisasinya,” paparnya.

Bila MoU pembangunan fisik terminal belum dibuat, maka belum akan bisa terealisasi. Pihaknya juga sudah konsultasi dengan Kementerian Perindustrian. Dari kementerian, lanjutnya, menyarankan adanya dana pendampingan karena bahan baku rotan masih sangat mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya