SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI</strong> — Zelyca Murtiningsih, 19, harus memendam keinginannya melanjutkan kuliah. Pelajar asal Desa Manjung, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri ini bercita-cita melanjutkan studi ke Jurusan Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.</p><p>Namun apa daya, keinginan melanjutkan <a title="KEPEGAWAIAN WONOGIRI : 25 Mantan Kepala UPT Pendidikan Diberi Jabatan Struktural" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180320/495/904230/kepegawaian-wonogiri-25-mantan-kepala-upt-pendidikan-diberi-jabatan-struktural">pendidikan </a>&nbsp;itu harus dipendamnya. Lulus SMK pada 2017 lalu, hingga kini Zelyca masih belum mengambil ijazah dari SMK Pancasila 5 Wonogiri. Ia masih menunggak uang SPP dan uang gedung senilai Rp3 juta.</p><p>&ldquo;Sebenarnya anak saya ingin melanjutkan kuliah namun tidak ada biaya dan ijazah belum dapat diambil karena utang. Masih kurang SPP dan uang gedung,&rdquo; ujar ayah Zelyca, Narto, 52, saat ditemui <em>Solopos.com</em> di rumahnya Dusun Manjung Wetan, Desa Manjung, Kecamatan Wonogiri, Rabu (23/5/2018) sore.</p><p>Narto hanya bekerja mencari ular tiap malam dan ibu Zelyca, Retno Widyaningsih, 42, hanya ibu rumah tangga. Kondisi itu membuat mereka kepayahan untuk membayar tunggakan uang <a title="Siswa MIM Sawit Wonogiri Seberangi Sungai Demi Sekolah" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180515/495/915024/siswa-mim-sawit-wonogiri-seberangi-sungai-demi-sekolah">sekolah </a>&nbsp;Zelyca.</p><p>Bahkan, Zelyca sempat bekerja sebagai pelayan warung bakso di Jakarta untuk membayar tunggakan di sekolahnya namun adik kandung Zelyca yang masih duduk kelas I SD juga menunggak SPP. Uang yang Zelyca peroleh dari bekerja itu untuk menutup tunggakan SPP adiknya.</p><p>Zelyca yang menguasai bahasa Inggris dan Jepang ini tinggal bersama orang tua dan kedua adiknya di rumah berukuran 8 meter x 8 meter beralas tanah. Tanah kering dengan retakan-retakan di tiap sisinya serta debu yang beterbangan menjadi tempat berlindung lima orang.</p><p>Retno mengaku pernah meminta surat keterangan lulus ke sekolah sebagai modal Zelyca bekerja sebagai buruh namun tidak diberi. Zelyca selama sekolah selalu berada di peringkat tiga besar. Bahkan ia pernah di peringkat I lomba Bahasa Jepang.</p><p>Berbekal ijazah SMP Zelyca mencari pekerjaan. Kini ia bekerja di salah satu toko modern di Wonogiri.</p><p>&ldquo;Saya sudah terbiasa mengerjakan ujian di kantor guru karena tidak memiliki kartu ujian lantaran belum membayar biaya ujian,&rdquo; ujar Zelyca yang mengambil jurusan Teknik Komputer Jaringan itu.</p><p>Kepala SMK Pancasila 5 Wonogiri, Sutarno, saat dihubungi <em>Solopos.com</em> mempersilakan Zelyca untuk mengambil ijazah di sekolah. Biaya terutang Zelyca akan dibantu <a title="Rangas Sebabkan Bangunan Sekolah di Wonogiri Ini Terancam Ambrol" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180508/495/915028/rangas-sebabkan-bangunan-sekolah-di-wonogiri-ini-terancam-ambrol">sekolah</a>. Untuk itu Zelyca harus berkoordinasi dengan Wakasek Bidang Kesiswaan.</p><p>Sementara itu, Ketua Umum Paguyuban Wonogiri Manunggal Sedya (Pawonmas), Agus Suparyanto, saat dihubungi Solopos.com mengatakan telah berkunjung ke rumah Zelyca dan akan membantu menyelesaikan administrasi di SMK Pancasila 5 Wonogiri pada Kamis (24/5/2018).</p><p>Biaya tunggakan Zelyca akan diselesaikan dan akan diberi bantuan sebagai bekal Zelyca bersumber dana dari kas, donatur, dan iuran anggota. Ia menjelaskan prinsip Pawonmas antara lain fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya